“Namun sodetan Ciliwung akan menambah beban aliran di Kanal Banjir Timur. Dampaknya terhadap wilayah di hilir adalah mempercepat air masuk yang berpotensi menimbulkan banjir terutama jika bersamaan dengan naiknya pasang air laut,” tegas Yanto.
Cara-cara pengendalian banjir noninfrastruktur memang tidak populer. Tidak bisa dikonversi untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas karena hasilnya baru terasa 25 atau 30 tahun ke depan. Sementara politikus maunya hasil terlihat sebelum lima tahun.
Jadi, tenang saja kemungkinan warga Bogor, Depok dan Jakarta ‘perang’ berebut air Sungai Ciliwung baru dalam mimpi, belum jadi kenyataan. [rif]