Scroll untuk baca artikel
Blog

Ancaman Defisit Transaksi Internasional Pada Ekonomi Indonesia

Redaksi
×

Ancaman Defisit Transaksi Internasional Pada Ekonomi Indonesia

Sebarkan artikel ini

Perubahan arah terjadi selama tiga triwulan tahun 2022. Transaksi Finansial tercatat defisit atau arus neto keluar sebesar US$1,99 miliar pada triwulan satu, sebesar US$1,16 miliar pada triwulan dua, dan sebesar US$6,07 miliar. Dengan demikian, tercatat defisit sebesar US$9,22 miliar. Ada kemungkinan akan mencatatkan rekor defisit terlebar hingga akhir tahun nanti.

Faktor keuangan global nampaknya akan membuat kondisi Transaksi Finansial masih alami defisit pada tahun 2023. Jika terjadi defisit selama dua tahun berturut-turut dengan nilai yang besar, maka merupakan kondisi yang belum pernah dialami oleh perekonomian Indonesia.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa transaksi berjalan yang sebelumnya cenderung defisit selama bertahun-tahun berubah menjadi surplus pada tahun 2020 dan 2021. Sedangkan transaksi finansial yang sebelumnya cenderung surplus berubah menjadi defisit pada tahun 2022.

NPI mencatat hasil bersih berupa defisit pada tahun 2022. Ada kemungkinan masih akan defisit pada tahun 2023. Sekalipun transaksi berjalan yang ditopang oleh neraca perdagangan barang berpotensi masih surplus, namun sulit untuk melampaui kinerja tahun 2022. Sementara itu, transaksi finansial justeru masih mungkin mencatatkan defisit yang lebih lebar.   

Jika defisit NPI berlanjut pada tahun 2023, maka berpotensi menjadi tantangan serius bagi ekonomi Indonesia yang terbiasa mengalami surplus. Antara lain terkait dengan menurunnya posisi cadangan devisa, serta pelemahan kurs rupiah. [rif]