Scroll untuk baca artikel
Video

Ancaman Kelaparan di Tengah Ambisi Swasembada Pangan Prabowo Subianto

Redaksi
×

Ancaman Kelaparan di Tengah Ambisi Swasembada Pangan Prabowo Subianto

Sebarkan artikel ini

Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Namun, program ini masih harus diuji. Seperti yang disebutkan oleh Awalil Rizky, untuk mencapai swasembada pangan, bukan hanya jumlah produksi yang harus ditingkatkan, tetapi juga kualitasnya.

Penggunaan alsintan dan irigasi saja tidak cukup jika masalah distribusi pangan belum terselesaikan. Masalah distribusi sering kali diabaikan dalam upaya swasembada, padahal ketimpangan distribusi bisa menyebabkan harga pangan tinggi di satu daerah dan kelangkaan di daerah lainnya.

Risiko Kelaparan dan Ketimpangan Distribusi

Ancaman kelaparan masih menjadi bayang-bayang bagi Indonesia. Berdasarkan Global Hunger Index (GHI) 2024, Indonesia memiliki skor kelaparan sebesar 16,9, yang menempatkannya di urutan 77 dari 127 negara.

Skor ini menunjukkan bahwa tingkat kelaparan di Indonesia masih dalam kategori moderat, namun belum ada perbaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir​.

Jika pemerintah terlalu fokus pada peningkatan produksi tanpa memperbaiki distribusi, maka ketimpangan akses pangan di berbagai wilayah Indonesia bisa semakin memburuk.

Keterjangkauan pangan juga menjadi tantangan, terutama bagi kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah. Kenaikan harga pangan yang tidak terkendali bisa berdampak langsung pada kemampuan masyarakat untuk membeli makanan bergizi.

Jika akses terhadap pangan bergizi terbatas, maka risiko malnutrisi dan gizi buruk juga meningkat. Hal ini tidak hanya membahayakan kesehatan masyarakat, tetapi juga produktivitas generasi mendatang.

Untuk mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan, inovasi teknologi dan infrastruktur pertanian harus menjadi prioritas.

Teknologi modern, seperti irigasi pintar, penggunaan benih unggul, dan alat pertanian efisien, dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

Namun, sebagian besar petani di Indonesia masih menggunakan teknik pertanian tradisional yang kurang efisien, sehingga mereka sulit untuk bersaing di pasar global dan memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Pemerintah perlu memberikan akses dan edukasi teknologi kepada petani, terutama di daerah-daerah terpencil.

Selain itu, investasi dalam infrastruktur, seperti jalan dan penyimpanan hasil panen, juga sangat penting untuk memperlancar distribusi pangan dari daerah produksi ke daerah konsumsi. Dengan begitu, masalah ketimpangan distribusi dan kelangkaan pangan bisa diatasi.

Mengatasi Tantangan Ekonomi dan Fiskal

Ketahanan fiskal juga menjadi tantangan yang perlu diperhatikan dalam mencapai swasembada pangan. Ruang fiskal yang terbatas membuat pemerintah harus bijak dalam mengalokasikan anggaran untuk ketahanan pangan.