DUA bulan sebelum Anies Basewedan menjalankan Amanah memimpin DKI Jakarta, ada satu cuplikan kata-kata Anies Baswedan dari rekaman video peringatan HUT ke-72 Republik Indonesia yang berbunyi:
“Tujuh puluh dua tahun kemerdekaan bangsa Indonesia. Merdeka dari kolonialisme terjadi pada tahun 1945. Kini kita merdeka untuk berkarya. Bagi yang masih belajar, ini kesempatan untuk membuktikan bahwa kita merdeka untuk bisa belajar yang terbaik. Dan bagi yang bekerja, kita memiliki kemerdekaan untuk menunjukkan karya-karya terbaik di tempat kita bekerja. Merdeka bukan hanya diperingati karena kejadian masa lalu. Tapi merdeka kita peringati, karena ini menandai bahwa hari ini kita bisa terus berjuang menghasilkan karya-karya bermakna bagi masyarakat, bagi lingkungan, bagi diri kita sendiri dan bagi masa depan. Karena itu, di 17 Agustus 2017, kita memperingati kemerdekaan untuk menandai sebuah kerja besar, karya hebat, dari kita masing-masing, untuk diri kita, untuk masyarakat kita”.
Pada hari Senin, 16 Oktober 2017, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi dilantik oleh Presiden RI Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta masa tugas 2017-2022. Babak baru Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies baswedan mulai menunjukkan progress yang amat baik.
Sependek yang saya tahu tentang pemerintahan Kota Jakarta selama saya lahir dan besar di Ibu Kota ini, belum pernah melihat perubahan yang cukup signifikan, mulai dari penataan kota hingga berbagai hal yang membuat kita bangga sebagai warga DKI, kecuali saya senang terlahir dengan NIK DKI sebagai kota metropolitan dan ibu kota negara.
Yang cukup kontras saya lihat secara langsung adalah perubahan kondisi pasar Senen dan sekitarnya. Juga jalan-jalan kecil di beberapa kecamatan di Jakarta Pusat, karena kebetulan saya cukup sering melintasi jalan-jalan di Jakarta Pusat.
Perubahan itu menunjukkan visi dan kinerja pemimpin Ibu kota ini yang jauh berbeda daripada pemimpin sebelumnya.
Anies dan visi ke depan kota peradaban
Di antara visi luar biasa Anies Baswedan dalam membangun Jakarta adalah menciptakan sebuah kota modern yang berperadaban dan menjadi kota yang ramah bagi warganya.
Jakarta sebagai melting pot telah menjadi tradisi sejak lama. Di sini tempat berkumpulnya manusia dari penjuru Nusantara, dan penjuru dunia. Jakarta tumbuh dan hidup dari interaksi antar-manusia.
Maka kini kita menyaksikan buah karya pikiran Anies sebagai pemimpin yang visioner, cerdas dan berkarakter menjadi sebuah kenyataan. Infrastruktur di wilayah DKI luar biasa perkembangannya, bahkan perubahan bangunan dan sarana fisik kota dibarengi dengan semangat pelayanan publik yang memanusiakan manusia.
DKI Jakarta sebagai sebuah kota megapolitan menunjukkan jati dirinya sebagai kota peradaban maju. Kemajuan peradaban tentu bukan sekedar ditandai oleh kemampuan masyarakatnya membarui kualitas hidup, kemudahan teknis untuk memenuhi kebutuhan, pemerataan keadilan dan kesejahteraan, berdirinya bangunan-bangunan yang megah.
Kemajuan peradaban juga ditandai oleh meningkatnya kesadaran masyarakat sebagai komunitas yang bertanggungjawab untuk membangun kehidupannya. Peradaban kota yang maju juga ditandai dengan meningkatnya literasi bagi seluruh masyarakatnya. Baik literasi sosial, ekonomi, maupun teknologi.
Anies Baswedan, The Visionary Leader Indonesia di abad 21
Lima tahun menjalankan Amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies telah menunjukkan sebuah gambaran kepemimpinan yang visioner. Jakarta sebagai kota besar, menjadi titik sentral berbagai aktifitas, yang bukan saja memenuhi kebutuhan daerah, namun juga kebutuhan seluruh bangsa hingga mancanegara.
Jakarta kini menjadi Ibukota yang secara administrasi pemerintahan, berdasarkan hasil penilaian kepatuhan Ombudsman RI, mendapat nilai dengan predikat Kepatuhan Tertinggi dalam layanan administrasi.
Pemprov DKI Jakarta juga meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama lima tahun berturut-turut. Itu menandakan manajemen pemerintahan Anies Baswedan telah berjalan dengan tingkat kesesuaian terhadap peraturan penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang bersih, baik dan profesional.
Kemudian, dengan visinya Anies ingin menjadikan Jakarta sebagai kota masa depan. Di antara bukti visi tersebut adalah terus dikembangkannya transformasi alat transportasi umum di Jakarta. Mobilitas penduduknya dan konsep pembangunannya berorientasi dari car oriented ke public transport oriented.
Pembangunan berbagai kawasan untuk publik mencerminkan orientasi masa depan, yang diharapkan menjadi pemicu regenerasi perkotaan, sehingga Jakarta sejajar dengan kota-kota besar lain di dunia dan sebagai perwujudan dari liveable city.