Akrobat politik Risma dalam bentuk tindakan, ucapan, gestur tubuh, dan sebagainya, berpotensi akan makin gayeng. Termasuk juga kemungkinan dampaknya terhadap relasi komunikasinya dengan Gubernur DKI Anies Baswedan. Relasi tersebut berpeluang terjadi resiprokal kritis-konstruktif namun bisa juga resiprokal kritis-negatif. Lagi-lagi disini peran media cetak, audio visual, radio, on line, dan media sosial menjadi sangat penting.
Lepas dari itu, banyak kalangan optimis, publik Jakarta akan mampu bersikap dewasa, rasional, kalkulatif, selektif dan kritis dalam mensikapi gaya kepemimpinan dan komunikasi politik Risma maupun Anies. Serta pada akhirnya dapat melilih mana emas dan mana loyang. Menjadi tugas dan tanggungjawab kalangan yang memiliki akal sehat dan bergerak di bidang di bidang literasi media untuk memberikan panduan yang jelas, tepat, benar dan objektif bagi publik dalam menilai kinerja pemimpinnya. []
*Achmad Fachrudin adalah
Kaprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah PTIQ
dan Peneliti Literasi Demokrasi Indonesia