Scroll untuk baca artikel
Terkini

Anies: Keunikan Indonesia Bukan pada Beragamnya, Tapi Bersatunya

Redaksi
×

Anies: Keunikan Indonesia Bukan pada Beragamnya, Tapi Bersatunya

Sebarkan artikel ini

Beragam adalah karunia ilahi. Beragam itu ciptaan Allah. Kita menerima itu semua. Tetapi bersatu itu hasil ikhtiar kitaAnies Baswedan

BARISAN.CO – Ide atau gagasan itu penting. Apalagi Indonesia termasuk satu dari sedikit negara yang dibangun dengan gagasan. Menjadi Indonesia itu bukan soal berdarah apa. Menjadi Indonesia berarti menjadi bagian dari sebuah gagasan. Tidak banyak bangsa di dunia yang bisa bergabung karena imagined societies.

Hal itu diungkapkan Gubernur DKI, Anies Baswedan dalam kuliah umum Ramadhan bertema ‘Memimpin dengan Ide, Melunasi Janji Kemerdekaan’ yang digelar Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) pada Kamis (28/4/2022) di Ballroom Luminor Hotel Kota, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Anies menggelorakan semangat kebaruan dan keberanian sebagai ciri khas kaum muda, kekuatan ide atau gagasan, serta persatuan yang dibangun melalui kesetaraan dan keadilan sosial.

 “Kekuatan anak muda justru karena kebaruan dan keberaniannya. Kalau tidak ada kebaruan dan keberanian, sesungguhnya bukan anak muda,” kata Anies.

Menurut Anies, menjadi Indonesia itu sebuah persenyawaan. Indonesia bukan sekadar percampuran. Persenyawaan itu bergabungnya unsur-unsur menjadi unsur baru.

“Hidrogen bersenyawa dengan oksigen membentuk sebuah entitas baru yaitu air yang unsurnya adalah H2O. Di dalam air ada oksigen, hidrogen, tetapi air bukan oksigen dan air bukan hidrogen,” tutur dia.

Entitas baru itu berbeda dengan unsur pembentuknya. Indonesia mirip dengan itu. Indonesia dibentuk dengan begitu banyak unsur dan ketika unsur itu bercampur, dia membentuk entitas baru yang bernama Indonesia. Entitas ini ada suku,budaya, dan agama yang berbeda-beda tetapi membentuk entitas baru.

“Di dalam Indonesia ada Sunda, Jawa, Minahasa, Timor. Tetapi Indonesia bukan Sunda, Jawa, Minahasa, Timor. Indonesia menjadi entitas baru. Inilah yang berbeda dengan di tempat lain di dunia. Menjadi Indonesia berarti proses menjadi entitas baru,” ujar Anies.

Anies mengatakan bahwa indikator sosiologis seseorang disebut suku bangsa apa, dapat dilihat dari bahasa. Kalau seseorang ke laboratorium, tak pernah muncul darah Sunda, Jawa, dan sebagainya, tetapi golongan darah A, B, AB, dan O.

“Darah kita dalam arti sosiologis bukan biologis. Penanda sosiologis itu bahasa. Menjadi Indonesia itu identitas sosiologis dari berbagai suku bangsa,” katanya.

Anies lantas membandingkan kondisi itu dengan di Eropa. Ketika sering berbicara dalam forum internasional di Eropa, dia menyampaikan, “Kalau Anda tidak dipersatukan dengan satu bahasa resmi, Anda tidak akan mungkin punya angkatan perang yang kuat.”

Pernyataan itu dia lontarkan mengingat anggota Uni Eropa 27 negara, tetapi bahasa resmi yang digunakan bukan satu melainkan 23 bahasa. Itu artinya, seluruh dokumen diterjemahkan dalam 23 bahasa.