Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ceramah tarawih di Kampus Universitas Gadjah Mada berbicara masa depan peradaban berada di perkotaan
BARISAN.CO – Bicara masa depan, masa depan peradaban manusia akan berada di perkotaan. Harus siap di perkotaan, tahun 2027 nanti pertama kalinya dalam sejarah umat manusia penduduk dunia yang tinggal di kota lebih banyak dari pada di pedesaan.
Demikian di sampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam ceramah tarawih 6 ramadan 1443 H di Kampus Universitas Gadjah Mada, Kamis (7/4/2022).
Anies menambahkan di tahun 50-an, 30 persen penduduk di perkotaan, 70 persen di pedesaan. Tahun 2021 kemarin 57 persen tinggal di kota, Indonesia juga sama tahun 2011 pertama kalinya memiliki statistik lebih banyak warga tinggal di perkotaan dari pada di pedesaan. Sedangkan tahun 2021, 57 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan.
“Pedesaan makin hari makin berkurang,” imbuhnya.
Sebelumnya Anies menyampaikan rasa syukur bisa kembali ke kampus Universitas Gadjah Mada. Lantas Anies menyampaikan pertanyaan, bagaimana dengan umat Islam?
Menurut Anies kalau kita lihat sirah nabawiyah maka kita akan mendapatkan fakta bahwa Islam itu berkembang pesat di kawasan urban.
“Islam itu dimulai sebagai sebuah agama yang tumbuh di kawasan perkotaan, pertama kali di Makkah yang merupakan pusat kegiatan, kemudian Yatsrib sebuah kota yang hidup, kotanya padat dengan penduduk dan semua urusan pengelolaan pemerintahan sesungguhnya adalah pemerintahan kota,” terangnya.
Bahkan sekarang di bulan suci ramadan, Anies mengatakan bahwa ketika turun perintah menjalankan kewajiban puasa, surah al-Baqarah ayat 183 turun di kota Madinah tahun kedua hijriah.
“Jadi sesungguhnya bagi umat Islam bicara kota bukan suatu yang baru karena memang agama ini tumbuh awalnya di kawasan perkotaan,” tegasnya.
Anies menambahkan tentu tantangannya berbeda, kawasan perkotaan dulu dan sekarang.
Lantas Anies mencontohkan kota Jakarta, Anies mengatakan Jakarta itu tantangannya banyak karena di perkotaan, Jakarta ini merupakan melting pot berkumpulnya semua dari mana-mana.
“Kalau kita lihat kota seperti Jakarta salah satu tantangan terbesar adalah pergerakan penduduknya,” terang alumnus Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyampaikan bahwa Jakarta itu secara resmi penduduknya 11 juta, tetapi kendaraan bermotornya roda dua ada 13 juta.
Apa yang terjadi dengan 13 juta motor dan 3 juta kendaraan roda empat, jadi totalnya ada 16 juta kendaraan bermotor dengan 11 juta penduduk. Sementara ukuran DKI Jakarta hanya 600 km persegi, yang terjadi adalah kemacetan.
“Hal yang kami lalukan pertama adalah mengurangi kemacetan, jumlah kendaraan pribadi dan menambah jumlah kendaraan umum. Kita bangun Jak Lingko suatu sistem dimana seluruh transportasi umum digabungkan menjadi satu kesatuan,” tegas Anies.