Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Mata Budaya

Anjing Kecil, Nasi Kucing dan Perlawanan

:: Eko Tunas
10 Desember 2021
dalam Mata Budaya
Anjing Kecil

Nasi kucing/Barisan.co

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Dari kota asalnya, Solo, namanya hik atau “anjing kecil”. Ingat, Solo dengan keberadaan Keraton Surakartahadingrat, dikenal sebagai kota yang justru banyak melahirkan tokoh/gerakan perlawanan. Begitu sampai di Semarang terjadi pelecahan, disebut nasi kucing.

Nah, warung tenda remangnya mendapat sebutan angkringan. Boleh diartikan angkring atau pikul, atau boleh makan sambil nangkring. “Nasi rakyat” ini mulai muncul saat krisis di tahun 1996-an, tepatnya awal reformasi bin repotnasi bin lapor mati.

Tak ubahnya nasi bungkus, yang ini lebih irit. Hanya sekepal nasi dan lauk secuil ikan, biasanya dari ikan pindang murah-meriah yang memang biasa untuk makan kucing. Harga awalnya 500, kemudian 750, 1000, dan sekarang 1500 hingga 2000 rupiah. Lauknya berkembang, bisa balungan ayam, seserpih tipis telur dadar, segelintir kikil, atau sekepal nasi goreng rasa asin.

Angkringan khas Solo ini mengalami pembiakan ke kota-kota di Jawa, bahkan konon di luar Jawa. Termasuk kota-kota besar, bahkan Jakarta. Biasanya buka di malam hari.

BACAJUGA

Sukar Mengikis Kebiasaan Konsumsi Daging Anjing di Surakarta

8 Desember 2021

BAWA: Daging Anjing Masih Dijual Bebas Sebab Aturan Tak Dijalankan

8 Desember 2021

Penggemarnya jangan ditanya, rata-rata mahasiswa dari semua klas sosial. Dengan uang 5000 rupiah, seorang mahasiswa bisa makan plus minum teh, kopi, jahe, susu atau susu jahe. Tak terbayangkan sebelumnya, angkringan telah memberi andil besar dalam mencerdaskan bangsa.

Angkringan lesehan berani bersaing dengan warung-warung lesehan yang semata-mata demi memenuhi hajat mengisi perut. Betapa tidak, komunitas terbentuk di lesehan-lesehan angkringan. Dari komunitas olahraga, sepeda, motor butut, facebook, mobil tua, pemandu lagu (pl), rekan-rekan waria, hingga komunitas seniman dan pengajian.

Nasi kucing telah membuat perlawanan terhadap sekadar nafsu mengisi perut. Juga terhadap resto-resto bergengsi yang hanya memenuhi nafsu lidah dengan harga mengawang-awang, terutama di hotel-hotel berbintang.

Plus dengan komunitas yang terbentuk, nasi kucing telah menciptakan satu nilai, bagaimana menyikapi sekaligus lebih memberi makna pada sekadar makan sekenyang-kenyang semewah-mewah. Sekaligus sebagai simbol perlawanan rakyat, terhadap keserakahan kaum reformis, kapitalis, borjuis nenek moyang koruptor-is.

Anjing kecil itu menyalak, meski suaranya kecil bahkan tidak ditakuti maling – apalagi perampok uang rakyat – tapi: dia sudah menyalak!

Editor: Lukni
Topik: HikKuliner AnjingNasi Kucing
Eko Tunas

Eko Tunas

Eko Tunas, budayawan, tinggal di Semarang.

POS LAINNYA

Ellya
Mata Budaya

Ellya dalam Lakon Monolog “Bidadari Kesepian”

15 Mei 2022
puisi puasa
Mata Budaya

Puisi Puasa dan Puisi Idul Fitri

4 April 2022
ibu uun
Mata Budaya

Ibu Uun, Semangat yang Tak Pernah Surut

26 Maret 2022
Teater RSPD
Mata Budaya

Teater RSPD dan Eti Sudarman

22 Maret 2022
kuaci matahari sufi
Mata Budaya

Kuaci Matahari Sufi

21 Maret 2022
menata hati
Mata Budaya

Menata Hati

20 Maret 2022
Lainnya
Selanjutnya
soft drink

Soft Drink, 10 Alasan untuk Tidak Meminumnya

Kisah Kesuksesan Fitri Khoerunnisa Ph.D, Peraih Penghargaan Peserta Terbaik World Class Professor 2021

Kisah Kesuksesan Fitri Khoerunnisa Ph.D, Peraih Penghargaan Peserta Terbaik World Class Professor 2021

TRANSLATE

TERBARU

Kolaborasi dan Ekosistem, Penopang Model Bisnis Bank Digital

Kolaborasi dan Ekosistem, Penopang Model Bisnis Bank Digital

20 Mei 2022
ekspor beras DKI Jakarta

Peristiwa Bersejarah, DKI Jakarta Ekspor Perdana Beras ke Arab Saudi

20 Mei 2022
Kesusastraan jawa

Kesusastraan Jawa, Tinjauan Umum dan Jenisnya

20 Mei 2022
Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

20 Mei 2022
Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

20 Mei 2022
berharaplah kepada allah

Berharaplah Kepada Allah, Hati Jadi Tenang

20 Mei 2022
Fakta-fakta Seputar Minyak Goreng Curah yang Batal Dilarang Penjualannya

Ekspor Kembali Diizinkan Meski Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Bukti Ketidakbecusan Menteri Jokowi

20 Mei 2022

SOROTAN

Kasus Ruhut Sitompul
Opini

Kasus Ruhut, Waktu yang Tepat Rekonsiliasi

:: Yayat R Cipasang
16 Mei 2022

Kasus Ruhut Sitompul

Selengkapnya
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

11 Mei 2022
Ganjar Little Jokowi

Ganjar Little Jokowi, Untung atau Buntung?

8 Mei 2022
politik kadal gurun

Kisah Kecebong, Kampret dan Kadal Gurun

6 Mei 2022
Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

5 Mei 2022
Kesalehan Sosial dan Islamophobia

Jilbab, Kesalehan Sosial dan Islamophobia

1 Mei 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang