Ada lagi perkumpulan jurnalis muslim lainnya, namanya IJMI (Ikatan Jurnalis Muslim Indonesia). Ketuanya Mas Kadar Santoso, sohib senior saya juga. Mantab!
Patut disyukuri dengan munculnya sejumlah perkumpulan jurnalis muslim denga berbagai karakter dan programnya. Diharapkan diantara jurnalis muslim dari berbagai organisasi maupun komunitas saling berlomba lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat).
Diantara perkumpulan jurnalis muslim tersebut, ada yang sudah bubar dengan sendirinya. Ada yang vakum, dikarenakan kesibukan para anggotanya. Ada pula yang sudah banting stir tidak lagi bekerja di media dan berprofesi sebagai jurnalis.
Yang membanggakan, hampir semua perkumpulan jurnalis muslim yang ada itu punya tujuan mulia. Salah satunya mengadvokasi kaum muslimin di negeri sendiri dan belahan dunia dari kezaliman tirani. Membela ulama yang dikriminalisasi, membentengi akidah umat dari paham dan pemikiran yang sesat.
Juga memberikan informasi yang benar, bukan hoax, mencerdaskan bangsa, inspiratif, memberi edukasi dan pelatihan yang bermanfaat. Semoga spirit dakwah dan jihad dengan literasi itu tak pudar dan putar haluan serta melenceng dari tujuan semula. Semangat itu yang harus dijaga.
Orientasi Jurnalis Muslim
Terpenting, jalinan silaturahim diantara para pengurusnya harus mejadi prioritas. Begitu juga hubungan dengan organisasi dan komunitas yang berbeda. Kata persaudaraan hendaknya bukan sebatas lips service. Jadikan kata persaudaraan seperti halnya menyebut teman perjuangannya sebagai sahabat dan saudara sesungguhnya.
Itulah perlunya taaruf, saling mengenal. Jangan sampai terjadi di antara anggotanya tidak mengenal di lingkarannya sendiri. Kata persaudaraan bukanlah sebatas jargon, tanpa meneladani akhlak Rasulullah SAW.
Yang namanya persaudaraan itu ada rasa saling peduli, saling menolong, menjenguk yang sakit, mengunjungi yang tertimpa musibah dan sebagainya. Inilah asas perkumpulan yang ideal dalam Islam. Juga bukan sebatas teman ngobrol, makan bareng, bertemu saat ada kepentingan dan keuntungan saja.
Di organisasi, perkumpulan dan komunitas dimanapun akan berakhir kisruh, jika orientasi perjuangannya hanya mengejar cuan dan hal hal yang bersifat duniawi. Transparansi, mengelola manajemen konflik internal maupun eksternal, menahan ego adalah kunci kesuksesan sebuah perkumpulan. Mencari solusi adalah hal yang paling utama untuk diselesaikan.
Tentu untuk menjalankan program dan kegiatan organisasi membutuhkan network, komitmen, finansial yang tak sedikit. Karena itu perlu dibincangkan dengan bijak dan kepala dingin. Sehingga tidak ada yang merasa ditinggalkan dan jadi bahan pergunjingan.