Scroll untuk baca artikel
Berita

APBN 2025 Terancam Shortfall, Pendapatan Negara Baru Capai 10,50% Target

×

APBN 2025 Terancam Shortfall, Pendapatan Negara Baru Capai 10,50% Target

Sebarkan artikel ini
pendapatan negara 2025
Realisasi APBN

Dengan tren negatif ini, mampukah pemerintah mencapai target APBN 2025 atau justru menghadapi risiko shortfall yang lebih besar?

BARISAN.CO – Pendapatan Negara dalam dua bulan pertama tahun 2025 mengalami penurunan signifikan. Realisasi hingga akhir Februari hanya mencapai Rp316,9 triliun atau turun 20,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp400,36 triliun. Angka tersebut baru mencapai 10,50% dari target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp3.005,1 triliun.

Data ini menunjukkan tantangan berat bagi pemerintah dalam mencapai target penerimaan negara tahun ini. Kinerja penerimaan pajak menjadi sorotan utama karena mengalami penurunan tajam dibandingkan tahun sebelumnya.

Realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir Februari 2025 tercatat sebesar Rp240,4 triliun, turun 24,99% dari Rp320,51 triliun pada periode yang sama tahun 2024. Angka ini baru mencapai 9,70% dari target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp2.490,9 triliun.

Khusus penerimaan pajak, yang tidak termasuk bea dan cukai, realisasi hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp187,8 triliun.

Angka ini mengalami penurunan 30,19% dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp269,02 triliun. Penerimaan ini baru mencapai 8,60% dari target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp2.189,3 triliun.

Tahun 2024 lalu, meskipun capaian penerimaan pajak di awal tahun lebih baik dari tahun ini, target tetap tidak tercapai.

Penerimaan pajak sepanjang tahun 2024 hanya mencapai Rp2.232,7 triliun atau 96,7% dari target. Dengan awal tahun yang lebih rendah, terdapat risiko shortfall yang lebih besar pada 2025.

Kementerian Keuangan dalam siaran pers APBN Kita Maret 2025 mengakui bahwa penerimaan pajak Januari dan Februari mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Faktor utama yang disebut adalah penurunan harga beberapa komoditas utama, seperti batubara yang turun 11,8%, minyak mentah Brent turun 5,2%, dan nikel turun 5,9%.

Selain itu, penerapan Tarif Efektif Rata-rata (TER) PPh 21 sejak Januari 2024 disebut telah menyebabkan lebih bayar sebesar Rp16,5 triliun pada tahun 2024, yang kemudian diklaim kembali pada Januari dan Februari 2025. Penerapan Coretax yang bermasalah juga disebut sebagai salah satu faktor yang turut mempersulit penerimaan pajak.

Selain pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami penurunan. Hingga akhir Februari 2025, realisasi PNBP mencapai Rp76,4 triliun, atau 14,90% dari target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp513,6 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka ini turun 4,15% dari Rp79,71 triliun.

Meskipun kinerja PNBP tidak seburuk pajak, angka ini jauh dari capaian tahun sebelumnya. Pada 2024, realisasi PNBP bahkan mampu melampaui target hingga mencapai 105,5%. Namun, tren yang terlihat di awal 2025 menunjukkan adanya risiko tidak tercapainya target tahun ini.