Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

:: Redaksi
5 Februari 2023
dalam Opini
Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

Awalil Rizky (kiri)

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh: Awalil Rizky

PENGALAMAN hidup masa lalu kebanyakan menyenangkan buatku. Salah satu fase kenangan terindah kualami ketika menjadi anggota dan aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tentu saja, sebagian cerita berikut ini ada dramatisasinya, karena dikenang dalam perspektif saat ini.

Aku menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi UGM pertengahan tahun 1984. Saat itu, para aktivis HMI komisariat FE UGM tengah mendekati banyak mahasiswa baru dengan ajakan mengikuti beberapa kegiatannya. Salah satunya berupa acara makan-makan dan mengenalkan HMI, semacam orientasi awal yang disebut Masa Perkenalan Calon Anggota (Maperca).

Setelah itu, aku kenal dan bergaul dengan beberapa kakak angkatan yang merupakan anggota HMI. Setelah sempat mengikuti beberapa kegiatannya, aku mengikuti kegiatan Basic Training (Batra) selama beberapa hari, dan kemudian dilantik menjadi anggota HMI pada Februari 1985. Selama setahun berikutnya makin aktif dalam berbagai kegiatannya, dan sering dilibatkan sebagai panitia. 

BACAJUGA

Belum Optimalnya Kredit Bank Umum

Belum Optimalnya Kredit Bank Umum

22 Maret 2023
Awalil Rizky: Anies Presiden 2024, Ketimpangan Teratasi

Awalil Rizky: Anies Presiden 2024, Ketimpangan Teratasi

13 Maret 2023

Pada februari 1986 atau setahun kemudian, aku menjadi ketua Panitia kegiatan Batra untuk menjaring anggota baru yang terutama berasal dari adik kelasku di FE UGM. Batra sebenarnya kegiatan regular yang wajar bagi organisasi kader seperti HMI. Namun, kebetulan pada saat itu kondisi politik nasional sedang diwarnai upaya persuasi dan pemaksaan asas tunggal bagi seluruh organisasi masa, termasuk HMI.

HMI cabang Jogjakarta tercatat aktif menentang upaya tersebut, sehingga beberapa kegiatannya diawasi dan dirintangi. Acara Batra tadi dibubarkan oleh aparat. Aku sebagai ketua panitia dan dua orang pengurus HMI cabang dibawa ke markas Kodim selama sekitar 15 jam, dengan alasan akan dimintai keterangan.

Ketika sampai di markas Kodim, ternyata kami langsung dimasukan dalam sel sangat sempit yang hanya berventilasi di bagian atas yang cukup tinggi. Hanya bisa melihat keluar dengan cara berdiri di pundak satu orang lainnya. Dua atau tiga jam kemudian, di ruang tahanan dimasukan satu orang lain (pencuri) yang mukanya berdarah-darah, semacam psywar sebelum kami diinterogasi.

Ketika diinterogasi, aku mengalami sedikit penyiksaan. Disuruh push up berkali-kali dan sempat diinjak sepatu lars karena dianggap tidak kooperatif. Ketika selesai interogasi dan menandatangani berita acara, kukira akan dibebaskan karena diantar pakai mobil bak terbuka Kodim. Ternyata dipindah dan dititipkan ke POLRES Yogyakarta. Di sana ada beberapa penyiksaan psikologis lagi yang berlangsung hingga 24 jam berikutnya. 

Pada pertengahan 1987, aku didapuk menjadi panitia dadakan Konperensi HMI Cabang Yogyakarta. Aku bukan panitia resmi, malah sebenarnya merupakan peserta utusan komisariat FE UGM. Namun karena konperensi berlangsung bertahap dan berpindah-pindah tempat, maka hampir seluruh panitia “tercecer” dan hanya meninggalkan seorang ketua pada sesi-sesi terakhir.

Sesi terakhir berupa pertanggungjawaban pengurus dan pemilihan Ketua formatur baru terpaksa diselenggarakan di atas bukit kawasan Parangtritis, demi mengindari kejaran aparat keamanan. Pada malam sebelumnya, peserta terpaksa harus tiduran di pantai wisata, sambal tetap diawasi para intel. Jelang shubuh, peserta secara diam-diam naik ke perbukitan, dan lolos dari pengamatan. Aku ikut membantu evakuasi, dan kemudian ikut mengatur pencarian dan pembagian minuman dan membeli makanan seadanya agar para peserta yang tersisa tak kelaparan di atas bukit.

Pada pertengahan 1988, aku menjadi ketua panitia kongres HMI (MPO) 1988 di Wonosari. Setelah kegiatan ini, aku terpaksa menyembunyikan diri dua pekan di Kalimantan. Aparat keamanan berang karena telah berusaha menggagalkannya. Dengan kerja sama yang solid dari sebelas orang panitia, kami berhasil mengecoh mereka, dan membawa sekitar 100-an orang berkongres selama sepekan. Lokasinya di dusun yang belum memiliki penerangan listrik.

Kegiatan HMI yang bersifat nasional ini mencatatkan utang budi HMI yang luar biasa besar kepada pak Solikin (almarhum) kepala dusun dan warganya. Acara berlangsung lancar, pertanggungjawaban Egie Sudjana diterima, dan Tamsil Linrung terpilih sebagai ketua baru. Namun, setelah Egie jumpa pers tentang hasil kongres, maka pengejaran dan upaya penahanan pun dilakukan aparat. Pak Solikin dan warganya dipaksa apel seharian di lapangan, dan semua diinterogasi. Khusus pak Solikin, selama 3 bulan wajib lapor tiap hari kerja. Bahkan, belakangan kuketahui ada aparat yang berjaga hingga sebulan di dusun tersebut.

Atas nasehat para senior, sepuluh orang anggota panitia ku minta balik kampung dulu. Kebetulan tak ada seorang pun yang ortunya berdomisili di Jogja. Ada yang ke Klaten, Wonosobo, Malang, dan Makassar. Aku sendiri balik ke Banjarbaru, Kalimantan Selatan.  

Pada pertengahan tahun 1989 aku diamanahi menjadi Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta. Tugas pertamanya adalah mencari sekretariat dan membayar sisa utang kepengurusan sebelumnya. Padahal saat itu banyak orang (alumni) masih takut terdaftar menyumbang HMI yang dianggap menentang Soeharto. Hampir semua kegiatan dilakukan dengan swadaya dan donasi dari beberapa orang.

Sebagian besar kegiatan diupayakan di kampus dan tempat tertentu yang aman. Khusus pelatihan harus dilakukan sembunyi-sembunyi dan disamarkan dengan berbagai nama kegiatan. Anehnya, jumlah kegiatan meningkat pesat, dan terjadi lonjakan penerimaan anggota. Seingatku, periode kepengurusanku mencatatkan penerimaan anggota terbanyak sejak tahun 1980 hingga tahun-tahun berikutnya.

Selama kurun 1989-1992, aku menjadi pengader nasional yang sempat berkeliling berbagai wilayah Indonesia. Uniknya, tanpa kepastian kepulangan, karena keamanan ataupun keterbatasan dana. Pernah tertahan lebih dari sebulan di Makassar. Pernah masuk UGD karena kelelahan, mengisi acara di Semarang, Purwokerto dan Jogja tanpa henti selama beberapa hari.

Kenangan paling indah adalah memperoleh jodoh Ety, yang juga aktivis HMI. Ety merupakan asik kelas yang pernah menjabat ketua KOHATI komisariat FE UGM dan Cabang Jogjakarta.

Singkat cerita, Aku amat beruntung pernah dibesarkan oleh dinamika HMI (MPO) dalam suasana perlawanan dan “penderitaan”. Kini semua menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Tak ada dendam pada aparat keamanan (TNI dan POLRI), dan cintaku masih besar pada NKRI.

Kini, Aku tidak ingin hari tua ku menjadi sesuatu yang “membatalkan” semua kenangan itu. Umpama dengan menganut nilai hidup yang jauh berbeda. Tak berminat pula untuk melacurkan diri pada kepentingan kekuasaan apa pun.

Perlawanan, perjuangan, bahkan penderitaan sejatinya menuliskan kenangan indah, insyaallah. Selamat Milad HMI! [rif]

Topik: Awalil RizkyFE UGMHMI MPO
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial
Opini

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

25 Maret 2023
pelarangan thrifting
Opini

Drama Pelarangan “Thrifting” Import

25 Maret 2023
Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’
Opini

Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

24 Maret 2023
Larangan ASN Buka Puasa Bersama
Opini

Larangan ASN Buka Puasa Bersama Tidak Konsisten dengan Narasi Pemulihan Ekonomi

24 Maret 2023
Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam
Opini

Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

22 Maret 2023
Gara-gara Maneh, Maneh Dipecat
Opini

Gara-gara Maneh, Maneh Dipecat

18 Maret 2023
Lainnya
Selanjutnya
Tim Big Data Continuum

Tim Big Data Continuum Temukan Isu Perpanjangan Masa Jabatan Kades Jadi Kedok 3 Periode

Minyak Kita atau Minyak Ente?

Minyak Kita atau Minyak Ente?

TRANSLATE

TERBARU

Cara Memanfaatkan HP Bekas jadi CCTV
Gaya Hidup

Cara Memanfaatkan HP Bekas jadi CCTV

:: Thomi Rifai
26 Maret 2023

BARISAN.CO - Perkembangan produksi handphone atau ponsel sangatlah cepat. Saat ada ponsel yang baru, ponsel lama seolah jadi tak berfungsi...

Selengkapnya
Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Dicecar DPR AS soal Dugaan Memata-matai

Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Dicecar DPR AS soal Dugaan Memata-matai

26 Maret 2023
pencerita

Kata Bagi Pencerita – Puisi Eko Tunas

26 Maret 2023
Bunga-Bunga

Dilarang Mencintai Bunga-Bunga

26 Maret 2023
6 Fitur Google yang Mudahkan Umat Muslim Berkegiatan Selama Ramadhan

6 Fitur Google yang Mudahkan Umat Muslim Berkegiatan Selama Ramadhan

26 Maret 2023
Lainnya

SOROTAN

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial
Opini

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

:: Achmad Fachrudin
25 Maret 2023

PUASA yang dalam bahasa Arab disebut showum dan pelakunya disebut shoim, merupakan ibadah wajib yang tidak berdiri sendiri, melainkan satu...

Selengkapnya
pelarangan thrifting

Drama Pelarangan “Thrifting” Import

25 Maret 2023
Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

24 Maret 2023
Larangan ASN Buka Puasa Bersama

Larangan ASN Buka Puasa Bersama Tidak Konsisten dengan Narasi Pemulihan Ekonomi

24 Maret 2023
Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

22 Maret 2023
Gara-gara Maneh, Maneh Dipecat

Gara-gara Maneh, Maneh Dipecat

18 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang