Setelah kalimat tauhid, surah Al Isra ayat 23 dilanjutkan dengan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua yakni birrul walidain. Sebagaimana teks ayat:
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: “Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”
Bentuk bakti kepada orang tua, penggalan ayat di atas yakni dengan berbuat baik dengan sebaik-baiknya.
3. Larangan berkata “ah”
Salah satu bentuk larangan seorang anak yakni dengan mengucapkan atau mengatakan “ah.” Kalimat singkat ini saja, seorang anak dilarang untuk mengucapkannya, terlebih jika sampai berbuat kasar secara fisik.
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ
Artinya: “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah””
4. Larangan membentak
Selanjutnya kandungan surah Al Isra ayat 23 setelah larangan mengatakan “ah” kepada orang tua yakni larangan untuk membentak.
Makna yang terkandung dalam membentak yakni sebagai anak dilarang memarahi orang tua. Terlebih dengan suara keras dan menghardiknya atau berkata kasar dan bicara sesuatu yang buruk terhadapnya.
Adapun penggalam surah yang melarang anak membentak kedua orang tua yakni:
وَلَا تَنْهَرْهُمَا
Artinya: “janganlah kamu membentak mereka.”
5. Perkataan yang mulia
Seorang anak menunjukkan perilaku birrul walidain merupakan kewajiban, adapun perilaku tersebut salah satunya berkata mulia terhadap orang tua.
وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: “dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
Itulah bentuk dan contoh contoh birrul walidain, sebagaimana hadis birrul walidain. Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ فِي عُمْرِهِ، وَيُزَادَ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya, “Dari sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan bertambah rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim.’” (HR. Ahmad).
Begitu juga hendaknya seorang anak untuk selalu membaca doa untuk orang tua, adapun doa tersebut yakni:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Rabbighfir li, wa li walidayya, warham huma kama rabbayana shaghira.
Artinya: “Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.”