Scroll untuk baca artikel
pojok

Arti Man Yazro Yahsud dan Penjelasannya

Redaksi
×

Arti Man Yazro Yahsud dan Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
arti man yazro yahsud
Arti man yazro yahsud

Barang siapa menanam, pasti akan memetik (mengetam)

BARISAN.CO – Man yazro yahsud merupakan pepatah arab atau paribahasa yang memiliki makna yang dalam tentang pentingnya usaha dan kerja keras.

Adapun teks arab man yazro yahsud dan artinya yakni:

مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ

Barang siapa menanam, pasti akan memetik (mengetam).”

Pepatah bahasa arab di atas atau dalam pelajaran di pondok pesantren disebut mahfudzot. Adapun makna dan penjelasan mahfudzot Man yazro yahsud yakni pentingya usaha, kerja keras dan kesabaran dan dari buah itu semua akan menghasilkan atau mencapai keberhasilan.

Atau dalam arti lain mengajarkan bahwa setiap tindakan atau usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tekun akan menghasilkan buah atau keberhasilan di kemudian hari. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 105.

وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).

Makna yang terkandung dalam firman Allah Swt di atas sebagaimana paribahasa, “Barang siapa menanam, pasti akan memetik (mengetam).” Bahwasa sesungguhnya seorang hamba diminta untuk bekerja atau mencari rezeki agar dapat memenuhi kehidupan di dunia ini.

Rasulullah Saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

Artinya: “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari).

Hadits diatas menjelaskan pentingnya menanam dalam artian bahwa seorang hamba yang berkeja keras dari hasil tangannya maka itu lebih baik karena ia benar-benar telah berusaha sendiri.

Pada dasarnya mahfudzot di atas mencerminkan prinsip penting tentang kontribusi dan pengorbanan. Menanam sesuatu membutuhkan waktu, tenaga, dan kesabaran.

Sebagaimana dijelaskan hadist Nabi Muhammad Saw dan firman Allah Swt berupa menanam benih ini adalah berkeja keras untuk mendapatkan hasil panen atau berinvestasi dalam keahlian atau pendidikan untuk mengembangkan diri.

Hal ini merupakan motivasi dan proses menanam ini tidak selalu mudah dan seringkali memerlukan pengorbanan, tetapi hasilnya akan terasa seiring berjalannya waktu.

Selain itu juga menunjukkan komitmen untuk merawat dan memelihara apa yang telah ditanam. Hal ini menandakan bahwa kesuksesan atau hasil yang diinginkan membutuhkan perawatan dan dedikasi yang berkelanjutan. Tanpa usaha terus-menerus, hasil yang diharapkan mungkin tidak akan tercapai.[]