Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Asia Tenggara Balapan Kembangkan Tenaga Surya, Indonesia Agak Tertinggal

Redaksi
×

Asia Tenggara Balapan Kembangkan Tenaga Surya, Indonesia Agak Tertinggal

Sebarkan artikel ini

Jumlah PLTS di Indonesia kalah jauh dibanding banyak negara ASEAN lain.

BARISAN.CO Agak mengejutkan bahwa Indonesia, negara khatulistiwa yang menerima panas matahari konstan sepanjang tahun, tak punya kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebanyak Vietnam.

Bahkan jumlah kapasitas terpasang PLTS Indonesia juga kalah dari negara-negara jiran seperti Malaysia dan Singapura.

Padahal, potensi energi surya Indonesia sangat besar mencapai 3.292 Giga Watt. Namun berdasarkan data International Renewable Energy Agency (Irena), sampai dengan tahun 2021, total kapasitas energi surya di Indonesia baru mencapai 211 Mega Watt.

Kapasitas tenaga surya jauh tertinggal dari Vietnam yang mencapai 16.660 MW; Thailand 3.049 MW; Malaysia 1787 MW; Filipina 1370 MW; Singapura 433 MW; dan Kamboja 428 MW.

Meski demikian, Indonesia masih terus memperbaiki komitmennya menuju energi bersih. Presiden Joko Widodo misalnya, tahun lalu, mengatakan bahwa pemerintah telah menargetkan kapasitas terpasang PLTS pada 2023 sebesar 2.300 megawatt.

Meski sebagian pihak menganggap deklarasi presiden tersebut terlalu berani, tak sedikit yang percaya dan mendukung agar target 2.300 MW tersebut benar tercapai. Yang jelas, butuh pendanaan yang baik agar hal ini terwujud.

Oleh itulah Presiden tak lupa mengajak investor menjalin kerja sama dengan Indonesia. “Potensi EBT, renewable energy di Indonesia sangat besar. Ada potensi 434 ribu MW baik dari hydropower, geothermal, solar panel, angin, semuanya ada. Inilah kesempatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia,” kata Jokowi.

Jokowi berharap para investor itu membawa duit dan teknologi agar energi bersih di Indonesia bisa berkembang. Langkah merayu investor ini memang cukup penting, selain tentu saja menciptakan iklim yang baik agar mereka mau menjadikan Indonesia sebagai mitra.

Dalam konteks persaingan di negara ASEAN, pemerintah perlu melakukan lompatan besar dengan menegaskan keberpihakannya pada energi terbarukan. Maka, fokus pada target memperbesar kapasitas energi terbarukan adalah hal yang utama.

Praktik baik dari energi surya harus dapat berkembang lebih jauh di Indonesia. Setapak demi setapak Indonesia perlu meninggalkan ketergantungannya terhadap energi fosil dan mewujudkan emisi nol bersih di tahun 2060. [dmr]