Scroll untuk baca artikel
religi

Bacaan Maulid Simtudduror Lengkap: Arab, Latin dan Artinya

Avatar
×

Bacaan Maulid Simtudduror Lengkap: Arab, Latin dan Artinya

Sebarkan artikel ini
bacaan maulid simtudduror lengkap
Maulid Simtudduror

Kemudian setelah sempurna kelahirannya, esuai yang dikehendaki qudrat llahi, dan nur cahayanya yang terang bertebaran di seluruh mayapada, berlombalah para inang pengasuh ingin menyusuinya. Makin besar pula keinginan penghuni bumi memeliharanya. Dan terlaksanalah kehendak Allah Mahaagung lagi Mahabijaksana, yang ditetapkan-Nya semenjak dahulu kala, bahwasanya Sayyidah Halimah paling utama, mendidik mengasuh insan tercinta ini. Maka tatkala kedua matanya memandangnya, terungkap rahasia qudrah Rabbaniyyah pada dirinya. Tercurahlah keriangan dan suka cita dalam hatinya Menunjukkan ia beroleh kehormatan di sisi Allah dalam kadar besar tiada terhingga Kasih.sayangnya segera tertuju pada bayi mulia itu, seperti nanya para ibu terhadap putra kandungnya. Dan besarlah keinginan untuk menyusuinya, dengan harapan memperoleh berkahnya, yang tersebar luas meliputi alam semesta. la pun mohon dari ibundanya yang mulia agar menyerahkan padanya. Tugas menyusui dan mengasuh, serta mendidiknya dengan cinta kasih sayang sepenuhnya. Maka diluluskan permohonan itu, setelah menyaksikan ketulusan ucapanya. Dengan segala tanda yang meyakinkannya, mengenai cara pemeliharaan yang sempurna. Segera Halimah membawanya pulang ke kampong dengan hati riang dan ceria diiring penjagaan Allah dan inayah-Nya yang terus-menerus menyertainya. Dalam perjalanan pulang itu, la menyaksikan berbagai mu’jizat yang mengherankan, dan membuatnya bertambah yakin betapa besar kemuliaan bayi yang bersamanya. Unta tua dan keledai miliknya yang lemah, tiada berdaya kini berlomba mengalahkan yang lain dalam kafilahnya. Air susu unta dan kambingnya, memancar deras dengan lebatnya, membuat takjub tiap orang melihatnya Dua tahun Nabi ﷺ tinggal bersama Halimah dan suaminya. Selama itu keduanya menikmati berkah dan mu’jizat-mu’jizatnya, yang mengagumkan setiap mata yang menyaksikan dan rahasia hikmahnya tersebar merata di mana-mana. Sampai pada suatu hari, ketika sedang menggembala domba datang kepadanya beberapa malaikat membawa penghormatan khusus baginya yang keberkahannya meliputi umat manusia. Mereka membaringkannya dengan hati-hati, lalu membelah dadanya dengan lemah lembut dan mengeluarkan apa yang mereka keluarkan, kemudian menyimpankan rahasia ilmu dan hikmah ke dalamnya Tiada suatu kotoran mengganggu yang dikeluarkan malaikat dari hatinya, tapi mereka hanya menambahkan kesucian di atas kesucian…. Dalam pada itu, beliau tetap dalam kekuatan dan ketabahan hati, menyaksikan tanda-tanda kebesaran kuasa llahi, yang dialami dalam dirinya sendiri Namun berita kejadian itu akhirnya sarnpai juga ke pendengaran Halimah yang baik hati, la pun gelisah dan khawatir akan bencana yang mungkin menimpa putranya itu. Tidak diketahuinya bahwa ia dijaga oleh Tuhannya dengan penjagaan amat sempurna Maka dibawanya pulang segera kepada bundanya, meski perpisahan itu berat terasa dalam hatinya, namun semata-mata disebabkan kegundahan dan kecemasan atas keselamatannya. Padahal ia sebenarnya, dengan karunia Allah, dalam benteng penjagaan yang kokoh kuat, serta kedudukan amat tinggi dan mulia.
﴿اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ أَشْرَفَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْمِ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ ࣙالرَّؤُوْفِ الرَّحِيْمِ﴾

Fanasya-a shallallâhu…

فَنَشَأَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَكْمَلِ الْأَوْصَاف. يَحُفُّهُ مِنَ اللهِ جَمِيْلُ الرِّعَايَةِ وَغَامِرُ الْأَلْطَاف. فَكَانَ يَشِبُّ فِي الْيَوْمِ شَبَابَ الصَّبِيِّ فيِ الشَّهْرِ. وَيَظْهَرُ عَلَيْهِ فِي صِبَاهُ مِنْ شَرَفِ الْكَمَالِ مَا يَشْهَدُ لَهُ بِأَنَّهُ سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ وَلَا فَخْر. وَلَمْ يَزَلْ وَأَنْجُمُ سُعُوْدِهِ طَالِعَة. وَالْكَائِنَاتُ لِعَهْدِهِ حَافِظَةٌ وَلِأَمْرِهِ طَائِعَة. فَمَا نَفَثَ عَلَى مَرِيْضٍ إِلَّا شَفَاهُ الله. وَلَاتَوَجَّهَ فِي غَيْثٍ إِلَّا وَأَنْزَلَهُ مَوْلَاه. حَتَّى بَلَغَ مِنَ الْعُمْرِ أَشُدَّه. وَمَضَتْ لَهُ مِنْ سِنِّ الشَّبَابِ وَالْكُهُوْلَةِ مُدَّة. فَاجَأَتْهُ الْحَضْرَةُ الْاِلٰـهِيَّةُ بِمَا شَرَّفَتْهُ بِهِ وَحْدَه. فَنَزَلَ عَلَيْهِ الرُّوْحُ الْأَمِيْن. بِالْبُشْرَى مِنْ رَبِّ الْعَالَمِيْن. فَتَلَا عَلَيْهِ لِسَانُ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ شَاهِدَ ﴿وَاِنَّكَ لَتُلَقَّى الْقُرْآنَ مِنْ لَدُنْ حَكِيْمٍ عَلِيْمٍ﴾ فَكَانَ أَوَّلَ مَا نَزَلَ عَلَيْهِ مِنْ تِلْكَ الْحَضْرَةِ مِنْ جَوَامِعِ الْحِكَم. قَوْلُهُ تَعَالَى : ﴿اِقْرَأ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقَ. اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. اَلَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَم﴾ فَمَا أَعْظَمَهَا مِنْ بِشَارَةٍ أَوْصَلَتْهَا يَدُ الْإِحْسَان. مِنْ حَضْرَةِ الْاِمْتِنَان. إِلَى هٰذَا الْإِنْسَان. وَأَيَّدَتْهَا بِشَارَةُ ﴿اَلرَّحْمَنُ عَلَّمَ الْقُرْآنَ. خَلَقَ الْاِنْسَانَ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ﴾ وَلَاشَكَّ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الْإِنْسَانُ الْمَقْصُوْدُ بِهٰذَا التَّعْلِيْم. مِنْ حَضْرَةِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Fanasyâ’a shallallâhu ‘alaihi wa sallama ‘alâ akmalil-aushâfi, yaḫuffuhu minallâhi jamîlur-ri‘âyati wa ghâmirul-althâfi, fakâna yasyibbu fil-yaumi syabâbash-shabiyyi fisy-syahri, wa yadhharu ‘alaihi fî shibâhu min syarafil-kamâli mâ yasyhadu lahu bi annahu sayyidu waladi âdama wa lâ fakhr. Wa lam yazal wa anjumu su‘ûdihi thâli‘ah, wal-kâ’inâtu li‘ahdihi ḫafidhatun wa liamrihi thâ‘iah, famâ nafatsa ‘alâ marîdlin illâ syafâhullâhu, wa lâ tawajjaha fî ghaitsin illâ wa anzalahu maulâhu, ḫattâ balagha minal-‘umri asyuddahu, wa madlat lahu min sinnisy-syabâbi wal-kuhûlati muddati, faja’at hul-ḫadlratul-ilâhiyyatu bimâ syarrafat hu bihi waḫdahu, fanazala ‘alaihir-rûhul-amîn, bil-busyrâ min rabbil-‘âlamîna, fatalâ ‘alaihi lisânudz-dzikril-ḫakîmi syâhid ﴾wa innaka latulaqqâl-qur’âna min ladun ḫakîmin ‘alîm ﴿ fakâna awwala mâ nazala ‘alaihi min tilkal-ḫadlrati min jawâmi‘il-ḫikam. qauluhu ta‘âlâ: ﴾iqra bismi rabbiklal-ladzî khalaqa, khalaqal-insâna min ‘alaq, iqra wa rabbukal-akram, alladzî ‘allama bil-qalam, ‘allamal-insâna mâ lam ya‘lam﴿, famâ a‘dhamahâ min bisyâratin aushalat hâ yadul-iḫsân, min ḫadlratil-imtinân, ilâ hâdzal-insân, wa ayyadat hâ bisyâratu ﴾ar-raḫmanu ‘allamal-qur’âna, khalaqal-insâna ‘allamahul-bayâna﴿ wa lâ syakka annahu shallallâhu ‘alaihi wa sallama huwal-insânul-maqshûdu bihâdzat-ta‘lim, min ḫadlratir-raḫmânir-raḫîm.