Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Bangun Tidur, Jangan Langsung Berdiri Kenapa?

Redaksi
×

Bangun Tidur, Jangan Langsung Berdiri Kenapa?

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Kerap menjadi kebiasaan kita bahwa aktivitas bangun tidur adalah bangun langsung berdiri. Kemudian langsung menjalankan kegiatan selanjutnya baik ke kamar mandi atau sekedar minum air.

Faktanya segera berdiri setelah bangun tidur adalah hal yang tidak dianjurkan. Hal itu terkait kondisi tubuh yang cenderung belum siap sepenuhnya untuk diajak beraktivitas.

“Kemudian ketika sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah bangun kemudian ia duduk dan mengusap bekas kantuk pada wajahnya dengan kedua tangannya.” (HR. Ahmad).

Gangguan hipotensi ortostatik

Pakar kesehatan jantung dan pembuluh darah dr. Aron Husink, SpJP menyebutkan bahwa darah kita berbentuk cairan. Hal ini berarti, saat darah mengalir di dalam pembuluh darah, akan muncul tekanan darah demi mengisi ruang ruang pada pembuluh darah.

Hanya saja, saat kita tidur malam, tekanan darah cenderung menurun. Jika kita langsung berdiri saat bangun tidur, maka kondisi darah yang berupa cairan dengan tekanan yang masih rendah ini akan langsung tertarik oleh gaya gravitasi bumi.

Hal ini akan membuat darah akan turun ke tubuh bagian bawah sehingga membuat kita mengalami sensasi seperti pusing atau mata berkunang kunang. Bagi orang yang masih dalam kondisi sehat dengan pembuluh darah dan jantung yang masih sehat, kemunculan gejala ini tidak perlu dikhawatirkan dan wajar terjadi.

Hal ini disebabkan oleh kekuatan jantung yang masih baik sehingga bisa langsung menarik kembali darah ke tubuh bagian atas sehingga sensasi pusing pada kepala pun akan menghilang.

Hanya saja, bagi mereka yang memang memiliki riwayat memiliki masalah lemah jantung, sudah berusia lanjut, atau memiliki gangguan kesehatan pada pembuluh darah seperti memiliki penumpukan plak dan aterosklerosis, bisa jadi tarikan gravitasi pada darah ini akan membuat tekanan darah langsung drop dan suplai oksigen di dalam otak pun berkurang drastis. Padahal, otak sangat membutuhkan oksigen demi berfungsi dengan baik. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai hipotensi ortostatik.

Hipotensi ortostatik ringan umumnya hanya berlangsung selama beberapa menit. Apabila terjadi lebih lama, hal itu dapat menjadi tanda ada gangguan medis lain yang lebih diderita, seperti penyakit jantung. Bila tidak ditangani, dapat memicu munculnya kondisi lain, seperti stroke dan gagal jantung.

Apakah berbahaya bagi kesehatan?

dr. Aron sendiri menyebut hal ini tidak berbahaya. Hal ini disebabkan oleh perubahan posisi tubuh dari yang semula berbaring ke posisi duduk atau berdiri. Hanya saja, dr. Aron tetap menyarankan kita untuk memberikan waktu bagi tubuh dan tidak langsung terburu buru berdiri setelah bangun tidur agar kondisi ini tidak sampai terjadi.

Berilah waktu sebentar untuk duduk dan barulah kita berdiri agar tidak sampai mengalami gejala pusing. Kemudian perlahan duduk di tempat tidur setidaknya satu menit, barulah bisa berdiri dan mulai beraktivitas. Minum air hangat setelah bangun tidur juga akan memperlancar peredaran darah di tubuh.

Ditegaskan pula oleh dokter spesialis jantung, Dr dr Muhammad Yamin, SpJP(K), FIHA, FACC, FSCAI menyarankan untuk mengubah kebiasaan buruk ini. Jika dalam kondisi tidur dan hendak berdiri, jangan langsung berdiri. Tetaplah berbaring sejenak, lalu duduklah kurang lebih setengah menit, baru kemudian berdiri. Begitu pula jika sedang duduk. Berdirilah secara perlahan, baru melangkahkan kaki. 

Menurutnya beberapa orang yang berpeluang mengalami hipotensi ortostatik adalah orang yang menderita darah rendah dan penderita diabetes melistus (kencing manis).

Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah

Faktanya Rasulullah memiliki kebiasaan baik ketika bangun dari tidurnya. Pertama, Rasulullah ketika baru bangun tidur mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Tujannya adalah untuk menghilangkan kantuk. Diriwayatkan oleh Ibn Abbas seperti pada hadits di atas: “Kemudian ketika sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah bangun kemudian ia duduk dan mengusap bekas kantuk pada wajahnya dengan kedua tangannya.” (HR. Ahmad).