Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Bank Masih Biayai Industri Bahan Bakar Fosil, Global Banking Expert: BI dan OJK Harus Memaksa

Redaksi
×

Bank Masih Biayai Industri Bahan Bakar Fosil, Global Banking Expert: BI dan OJK Harus Memaksa

Sebarkan artikel ini

Global Banking Expert, Aljosja Van Dorssen mengungkapkan bank seharusnya berhenti membiayai industri bahan bakar fosil.

BARISAN.CO – Jumlah negara yang mengumumkan janji untuk mencapai emisi nol bersih terus bertambah. Namun, janji pemerintah hingga saat ini belum sepenuhnya tercapai.

Begitu juga dengan bank yang berkomitmen mendukukung emisi nol bersih. Namun, kenyataannya jauh berbeda. Analisis Capital Monitor mengungkapkan, 60 bank di dunia menyediakan US$742 miliar dana bagi perusahaan batu bara, minyak, dan gas tahun lalu. Dari jumlah itu, 44 diantaranya telah berkomitmen mencapai nol bersih pada tahun 2050.

Beberapa bank terus mendukung perusahaan untuk memperluas operasi minyak dan gas, meminjamkan US$185,5 miliar kepada 100 perusahaan paling terkait dengan ekspansi bahan bakar fosil, seperti Saudi Aramco dan ExxonMobil.

Aktivitas macam itu sama sekali tidak sesuai dengan rekomendasi Badan Energi Internasional (IEA) dalam skenario Net Zero pada tahun 2050 bahwa tidak diperlukan ladang minyak dan gas baru.

Sedangkan, pada Februari lalu, Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Cerah, Adhityani Putri membeberkan, empat bank besar di tanah air tercatat masih menyalurkan pembiayaan untuk proyek batu bara. Keempat bank itu adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk.

Adhityani merinci jumlah pendanaan dari masing-masing bank tersebut, Rp36 triliun dari Bank Mandiri, BNI Rp 27 triliun, BRI Rp26 triliun, dan BCA Rp12 triliun.

Global Banking Expert, Aljosja Van Dorssen mengungkapkan bank seharusnya berhenti membiayai industri bahan bakar fosil.

“Di Belanda banyak bank telah mengumumkan menghentikan pembiayaan pembangkit listrik berbasis batu bara. Tetapi, bank-bank Indonesia lambat dalam menganggap serius kepatuhan nol karbon,” kata Aljosja kepada Barisanco pada Selasa (24/5/2022).

Menurutnya, regulator Bank Indonesia dan OJK perlu memaksa bank.

“Regulator dapat memaksa bank saat mereka menentukan kebijakan yang harus dipatuhi,” lanjut Aljosja.

Janji nol bersih seakan menguap. Bank-bank besar dunia seperti JP Morgan dan Citi pun masih menggelontorkan dan ke dalam industri fosil. Ini yang justru dikhawatirkan oleh banyak pengamat lingkungan karena tanpa tindakan serempak dari seluruh negara dunia, maka target 2050 kemungkinan cenderung meragukan.

“Belum semua pemerintah dan badan regulator memiliki kebijakan yang ketat,” ungkap dewan anggota Indonesia Nederland Society tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh penelitian kolaborasi antara Harvard University, University of Birmingham, University of Leicester, dan University College London menemukan, lebih dari 8 juta orang meninggal di tahun 2018 akibat polusi bahan bakar fosil. Itu berarti, polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan solar bertanggung jawab atas sekitar 1 dari 5 kematian di dunia.

Studi berjudul “Global Mortality From Outdoor Fine Particle Pollution Generated by Fossil Fuel Combustion” yang diterbitkan Environmental Research didasarkan pada analisis inovatif. Memungkinan para peneliti secara langsung menghubungkan kematian dini akibat polusi partikulat halus (PM 2.5) dengan pembakaran fosil. [rif]