Illich, dalam bukunya, langsung menggedor nurani kita, bahwa di mana pun juga, tidak hanya pendidikan tetapi masyarakat sebagai keseluruhan membutuhkan dihapuskannya sistem sekolah. Ia menegaskan bahwa masyarakat kita dibikin tidak berdaya oleh sekolah, menyerah kepada keputusan wajib belajar 12 tahun. Padahal jelas, kekurangan pendidikan tidak bisa diatasi hanya dengan mengandalkan sistem pendidikan di sekolah.
Kedua, sekolah telah memanipulasi kita sebagai satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan bidang pendidikan. Sehingga, kesulitan di bidang pendidikan akan dianggap wajar, jika akhirnya sekolah menyedot anggaran dana besar dari kas negara. Masyarakat pun memaklumi, untuk meraih keterampilan memadai mesti keluar banyak biaya.
Akhirnya, yang ketiga, tanpa kita sadari sekolah telah menjadi agama dunia yang memberikan janji-janji hampa akan keselamatan dunia. Padahal, kalau kita objektif, justru kebanyakan orang belajar lebih banyak di luar sekolah. Kebanyakan orang suka banyak membaca, tidak diperoleh di sekolah.
Kita semua mengalami bahwa bagian terbesar yang kita ketahui itu dipelajari di luar sekolah. Kita belajar berbicara, berpikir, mencinta, merasa, bermain, mengumpat, berpolitik, dan bekerja, sebagian besar tanpa campur tangan guru. Rasanya, murid-murid pun begitu, mendalami sebagian besar pengetahuan mereka tanpa arahan guru. Namun, anehnya kita harus bertindak sesuai dengan aturan sekolah, meskipun sudah tidak bersekolah.
So, janganlah ragu untuk bebas dari sekolah! [Luk]