Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini

Belajar dari Film A Hero, Masyarakat Tak Butuh Figur atau Sikap Kepahlawanan

:: Ahmad Rasid
11 Desember 2021
dalam Terkini
Belajar dari Film A Hero, Masyarakat Tak Butuh Figur atau Sikap Kepahlawanan

Poster Film A HERO (Sumber: irna.ir)

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

SABTU, 27 November, Jogja-NETPAC Asian Film Fest (JAFF) resmi dibuka. Festival film yang sudah diadakan 16 kali itu dibuka dengan film terbaru gubahan sutradara tersohor Iran, Asghar Farhadi.

Berjudul A Hero, Farhadi kembali mengangkat tema tentang orang-orang marjinal di Iran. Khususnya, orang kecil yang mesti menanggung beban berat menjadi figur, dari masyarakat dan media yang selalu gandrung akan sikap kepahlawanan.

Film itu berkisah tentang Rahim, seorang duda beranak satu yang baru keluar dari penjara. Ia masuk jeruji besi karena tak bisa membayar utang yang terus menjeratnya hingga akhir film.

Seusai keluar penjara, Rahim, sebagaimana mantan “penjahat” pada umumnya, tentu kesulitan mengakses pasar kerja. Ia pengangguran. Anaknya yang sudah beranjak puber pun masih menggantungkan hidup kepada kakak Rahim, Radmehr.

BACAJUGA

Film keluarga CODA

Review CODA, Film Drama Komedi yang Wajib Ditonton Keluarga

20 Februari 2022
Review Film Yuni: Kenapa Orang Masih Percaya Takhayul?

Review Film Yuni: Kenapa Orang Masih Percaya Takhayul?

25 Desember 2021

Sementara itu Rahim harus membayar utang secepatnya. Suami Radmehr, ipar dari Rahim, mencoba membantu sekadarnya. Tapi uang yang harus dibayar Rahim berjumlah besar. Utang itu ia dapat karena bisnisnya kolaps dan koleganya kabur sehingga Rahim harus melunasi pinjamannya sendirian.

Lalu suatu keajaiban terjadi. Kekasih baru Rahim, Farkhondeh, mendapatkan tas yang penuh akan kepingan emas. Bersama-sama mereka mencoba menukar emas itu dengan uang buat bayar utang Rahim. Tapi, karena beberapa alasan, mereka mengurungkan niat lantas menitipkan barang hilang tersebut ke pihak resmi terdekat.

Rahim, sebagai mantan tahanan yang terjerat utang, lantas dipuja-puja. Ia disambut bak pahlawan oleh media. Lembaga amal pun mendatanginya, memberinya uang untuk melunasi utang dan mencarikannya kesempatan kerja. Sekilas, masalah hidup Rahim sebentar lagi selesai, tapi tidak.

Rahim yang menarik perhatian media, lembaga amal, dan masyarakat, harus terus memenuhi keinginan mereka. Sebagian masyarakat memang doyan sekali dengan drama. Kesedihan-kesedihan hidup Rahim terus diamplifikasi televisi. Kebaikan hati Rahim didramatisir tanpa henti.

Di beberapa kesempatan, misalnya, anak dari Rahim yang disabilitas, yang mengalami gangguan hingga kesulitan berbicara, dipaksa memberi kesaksian tentang ayahnya di depan media dan khalayak umum. Cara bicaranya yang terputus-putus menimbulkan haru dan disukai oleh khalayak.

Rahim (dan kekasihnya) juga terpaksa memanipulasi cerita kebaikannya. Meski sebetulnya Farkhondeh yang menemukan tas berisi kepingan emas, Rahim terpaksa mengatakan di depan khalayak bahwa ialah yang menemukannya.

Rahim pada mulanya ingin jujur, bahwa ia hanya mengantarkan tas itu ke pihak berwajib. Namun, ia terpaksa berbohong dan bilang bahwa ia yang menemukan sekaligus mengembalikannya ke pihak resmi sebab ia masih menyembunyikan identitas kekasihnya. Kebohongan satu lantas melahirkan kebohongan lain. Dan Rahim harus terus berbohong, sebab ia dituntut masyarakat.

Dan pada akhir cerita, Rahim harus menanggung akibat dari kebohongan itu. Akibat pedih yang tak setimpal dengan “dosa” yang ia lakukan.

Rahim memang berbohong dan telah melakukan kesalahan. Sesekali, manusia berbohong. Dalam titik tertentu, berbohong adalah perilaku manusiawi. Kebaikan kecil yang dilakukan Rahim juga mestinya adalah hal wajar belaka. Berbuat baik adalah kewajiban setiap orang bila ada kesempatan.

Namun, apa yang dihadapi Rahim lantas memberi perenungan pada penulis: masyarakat, media, lembaga filantrofi dapat berlaku sangat jahat karena mengeksploitasi orang-orang papa. Mereka, dengan segala sumber dayanya, dapat mendramatisir setiap hal yang dilakukan orang-orang tak berdaya sehingga mereka menanggung beban di luar kemampuannya.

Eksploitasi tidak selalu dilakukan dengan pemberian cap negatif, tapi bisa dengan melabelkan stempel positif berlebihan pada hal-hal yang seharusnya disikapi secara wajar. Seperti yang dihadapi Rahim.

Kasus yang dihadapi Rahim lantas mengingatkan penulis dengan kasus yang pernah dialami Afi Nihaya Faradisa. Penulis muda yang kini berkuliah di Jogja itu pernah menanggung beban menjadi “pahlawan” saat masih duduk di bangku SMA. Tulisan yang ia unggah di Facebook viral tanpa aba-aba dan belakangan ketahuan plagiat. Ia lantas mendapat perundungan karena perilakunya itu.

Plagiasi tentu merupakan kesalahan. Itu satu hal. Namun, apa yang masyarakat harapkan dengan memfigurkan siswi SMA?

Dan, kembali ke A Hero, mengapa harus Rahim yang menanggung beban berat menjadi pahlawan? Sedemikian kurangnya kah kehadiran figur dalam masyarakat kita?

Atau barangkali, bukan pahlawan yang kita butuhkan. Mungkin apa yang dikatakan Dr. Rieux, tokoh fiktif karangan Albert Camus dalam novelnya Sampar, lebih layak disimak. Bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita tak butuh heroisme. Kita lebih butuh common decency (kepatutan umum).

Common decency dapat berupa macam-macam: pemadam kebakaran membantu masyarakat, pemimpin membuat kebijakan logis, polisi menegakkan hukum, dokter mengobati pasien, penemu dompet di jalan mengembalikannya ke pemilik atau melaporkannya ke pihak berwajib. Biarkan setiap orang menjalankan tugasnya masing-masing, tanpa perlu dikurang-kurangi atau dilebih-lebihkan.

Lagipula, pahlawan dan sikap kepahlawanan hanya datang sesekali. Sementara hidup terus berjalan setiap hari dan ia harus terus diisi oleh kepatutan-kepatutan umum. Dengan itu, dunia mungkin bakal jadi lebih baik.

A Hero gubahan Asghar Farhadi ini sangat menarik. Ia patut ditunggu publikasi luasnya pada Januari 2022 mendatang. [rif]

Editor: Thomi Rifa'i
Topik: Afi Nihaya FaradisaAsghar FarhadiFilm A HeroJogja-NETPAC Asian Film Fest (JAFF)review film
Bagikan1Tweet1Send
Ahmad Rasid

Ahmad Rasid

Jurnalis dan penerjemah lepas

POS LAINNYA

Transformasi Budaya Fans Sepakbola melalui Permainan Digital
Olahraga

Transformasi Budaya Fans Sepakbola melalui Permainan Digital

30 November 2023
Megahnya Stadion Sepak Bola: Antara Prestise, Keseimbangan Keuangan, dan Daya Tarik Global
Olahraga

Megahnya Stadion Sepak Bola: Antara Prestise, Keseimbangan Keuangan, dan Daya Tarik Global

29 November 2023
Analisa Tren Tutupnya BPR di Tengah Tantangan Keuangan
Ekonomi

Analisa Tren Tutupnya BPR di Tengah Tantangan Keuangan

29 November 2023
Stadion: Panggung Keuangan dan Emosi di Dunia Sepak Bola
Olahraga

Stadion: Panggung Keuangan dan Emosi di Dunia Sepak Bola

29 November 2023
Horeee…PDIP Jadi Oposisi
Sorotan Redaksi

Food Estate, Proyek Gagal yang Bakal Dilanjutkan Prabowo

29 November 2023
Cuma 1 Bank Syariah  yang Miliki Aset 100 Triliun ke Atas; Perlu Regulasi dan Perluasan Pangsa Pasar
Ekonomi

Cuma 1 Bank Syariah yang Miliki Aset 100 Triliun ke Atas; Perlu Regulasi dan Perluasan Pangsa Pasar

29 November 2023
Lainnya
Selanjutnya
Direktur Celios: Hati-hati Jebakan Promosi Paylater

Direktur Celios: Hati-hati Jebakan Promosi Paylater

Hari Ibu Sebentar Lagi, Yuk! Ciptakan Momen Berkesan Bersama Ibu

Hari Ibu Sebentar Lagi, Yuk! Ciptakan Momen Berkesan Bersama Ibu

TRANSLATE

TERBARU

Transformasi Budaya Fans Sepakbola melalui Permainan Digital
Olahraga

Transformasi Budaya Fans Sepakbola melalui Permainan Digital

:: Diautoriq Husain
30 November 2023

Anshari (2023) dalam “Fantasy Premier League: Game dan Pergeseran Budaya Fans Sepakbola di Era Digital” menyebutkan, transformasi budaya suporter sepakbola...

Selengkapnya
Miris! Burhanudin Muhatadi Ungkap Politik Uang di Indonesia Tertinggi Ketiga di Dunia

Miris! Burhanudin Muhatadi Ungkap Politik Uang di Indonesia Tertinggi Ketiga di Dunia

29 November 2023
Kunjungi KPBS Pengalengan, Anies Bertekad Kembangkan Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian Bangsa

Kunjungi KPBS Pengalengan, Anies Bertekad Kembangkan Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian Bangsa

29 November 2023
Temui Kelompok Tani di Pengalengan Bandung, Anies Tawarkan Solusi Soal Pupuk Hingga KUR Petani

Temui Kelompok Tani di Pengalengan Bandung, Anies Tawarkan Solusi Soal Pupuk Hingga KUR Petani

29 November 2023
Megahnya Stadion Sepak Bola: Antara Prestise, Keseimbangan Keuangan, dan Daya Tarik Global

Megahnya Stadion Sepak Bola: Antara Prestise, Keseimbangan Keuangan, dan Daya Tarik Global

29 November 2023
Social Media Screening Jadi Praktik Umum Perekrutan

Social Media Screening Jadi Praktik Umum Perekrutan

29 November 2023
Analisa Tren Tutupnya BPR di Tengah Tantangan Keuangan

Analisa Tren Tutupnya BPR di Tengah Tantangan Keuangan

29 November 2023
Lainnya

SOROTAN

Horeee…PDIP Jadi Oposisi
Sorotan Redaksi

Food Estate, Proyek Gagal yang Bakal Dilanjutkan Prabowo

:: Anatasia Wahyudi
29 November 2023

Sebagai Menteri Pertahanan sekaligus capres 2024 Prabowo Subianto akan melanjutkan program food estate. BARISAN.CO - Baru-baru ini Presiden Joko Widodo...

Selengkapnya
gibran panorama revolusioner

Gibran: Panorama Revolusioner

27 November 2023
Menuju Satu Kemakmuran Bersama AMIN

Menuju Satu Kemakmuran Bersama AMIN

25 November 2023
Palestina, dan Kilas Balik Sejarah Heroisme Mahasiswa UII Yogyakarta

Palestina, dan Kilas Balik Sejarah Heroisme Mahasiswa UII Yogyakarta

25 November 2023
Janji Mattoangin Internasional Stadium?

Janji Mattoangin Internasional Stadium?

22 November 2023
AMIN dan Nasib Baliho Erick Thohir di Depok

Tangisan Politik dan Kenapa PDIP Gundah Gulana?

20 November 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang