Anies terkenal dengan sosok pemimpin dengan pembawaan tenang. Bahkan hingga bulan-bulan terakhir jabatannya berakhir sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies melalui kanal Youtube pribadinya berkata “Saya tidak meminta Anda untuk menyukai saya, tapi saya minta Anda bantu bangun Jakarta.”
BARISAN.CO – Anies Rasyid Baswedan adalah anak yang beruntung. Salah satu yang berjasa menjadikan Anies sebagai pemimpin seperti hari ini, tak lain ialah ibunya, Aliyah Ganis yang berpikiran terbuka. Sejak kecil, Aliyah tak mau memaksakan Anies untuk meraih peringkat teratas di sekolah. Bagi Aliyah, hidup ini bukan hanya nilai ujian.
Begitu kata-kata sang ibunda dalam buku Ketika Anies Baswedan Memimpin: Menggerakkan, Menginspirasi. Menurut Aliyah, ada banyak hal yang lebih penting daripada nilai ujian. Aliyah memberi contoh seperti kemampuan bergaul, kemampuan berkomunikasi dengan teman, dan kemampuan lainnya.
Itulah yang mendorong Aliyah membebaskan anak-anaknya untuk mengembangkan potensinya masing-masing termasuk aktif berorganisasi.
Tak mengherankan jika saat kelas 2 SMA, Anies menang telak pemilihan ketua OSIS. Saat para calon ketua OSIS lain memaparkan panjang lebar, Anies berkampanye dengan sesingkat-singkatnya, tapi mengena.
“Buat saya, banyak bicara, tapi tidak ada kerja adalah nol. Pilihlah yang terbaik.” kata Anies.
Bukan itu saja, saat awal masuk SMA, Anies berkesempatan mewakili SMA 2 Yogyakarta dalam sebuah lomba pidato bahasa Inggris. Tak disangka, Anies menang saat itu. Kemenangan itu seiring meningkatnya popularitasnya untuk memenangkan pemilihan ketua OSIS.
Saat masih di SMA, Anies terpilih sebagai satu dari empat siswa dari Yogyakarta yang mengikuti American Fields Service (AFS) Intercultural Program. Sebelum masa keberangkatan, Anies mempersiapkan dirinya dengan baik. Mulai dari mengumpulkan artikel, buku, dan foto tentang Indonesia. Anies juga memesan foto ke Studio Audio Visual (SAV) Puskat. Anies pun belajar di lembaga yang didirikan oleh Imam Jasuit di Yogyakarta itu tentang Timor Timur sebagai bekal pengetahuannya di Amerika nantinya.
Kritis dan Berani
Setelah mengenyam pendidikan di Amerika, Anies menjadi lebih kritis dan berani. Suatu hari saat mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) melalui prosedur resmi, petugas memintanya membayar biaya tambahan tanpa disertai kuitansi. Anies bersitegang dengan petugas kepolisian itu yang menarik perhatian orang-orang. Namun, ingatan itu samar, entah menghadap pimpinan atau bagaimana, tapi yang jelas Anies mendapatkan SIM-nya tersebut.
Tak tanggung-tanggung, Anies menyalurkan sikap kritisnya itu untuk lebih mengembangkan dan mengasah kemampuan serta kepemimpinannya melalui program Tanah Merdeka di TVRI Yogyakarta.
Anies terkenal dengan sosok pemimpin dengan pembawaan tenang. Bahkan hingga bulan-bulan terakhir jabatannya berakhir sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies melalui kanal Youtube pribadinya berkata “Saya tidak meminta Anda untuk menyukai saya, tapi saya minta Anda bantu bangun Jakarta.”
Ini menjadi cara elegan bagi pemimpin untuk tidak menanggapi satu per satu kritikan yang dilayangkan oleh haters apalagi menyerang melalui pasukan buzzer. Dengan kalimat singkat nan padat ini bisa menjawab seluruh kritikan yang menghujam selama ia menjabat sebgaai gubernur.
Anies memang bukan sosok pemimpin yang sempurna. Namun, bagi banyak masyarakat, Anies adalah sosok yang pantas memimpin negeri ini pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Maka, sejak akhir tahun lalu, para simpul relawan dari berbagai daerah mulai mendeklarasikan dukungan terhadap Anies sebagai Presiden periode mendatang. Bahkan dari berbagai survei dari berbagai lembaga, nama Anies masuk 5 besar jajaran calon presiden dengan elektabilitas tertinggi.
Namun, akankah Anies nyapres nantinya? Kita tunggu saja. [rif]