Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Bersemuka dengan Wajah Tuhan

Redaksi
×

Bersemuka dengan Wajah Tuhan

Sebarkan artikel ini

Walhasil persinggungan dua kecenderungan atas kenyataan itu mewujud sebagai khalifatullah, wakil Tuhan di tengah semesta raya. Tinggal pilih saja, kehendak mana yang akan kita menangkan.

“Surat Al Fatihah, seusai bacaan basmalah, mengingatkan sekaligus menuntun kita untuk bisa jernih menatap kenyataan sebagai pagelaran hamdallah.” terang Muhammad Zuhri.

Sebuah pagelaran puji Tuhan, karena sesungguhnya kalau kita jujur niscaya bisa melihat alam semesta ini tampil dalam keadaan baik yang unik. Keindahan yang unik, dan kesempurnaan yang unik.  Di sana sini kita bakal kesulitan menemu cacat-cacat.

Sehingga, betapa puji Tuhan yang telah mengurus semesta, dan yang senantiasa mencipta realita. Betapa setiap objek realita yang kita saksikan itu adalah finalnya sesuatu di dalam proses menjadi atau sesuatu yang masih berada di dalam proses menjadi.

“Dan, karena realita itu lahir dari Perintah Tuhan, maka sudah otomatis di balik realita mengandung perintah-Nya. Maka, selaku wakil-Nya, kita wajib merespon perintah-Nya bukan realitanya.” pinta Pak Muh.

Lagian, sifat perintah Allah yang tampil di balik kenyataan yang kita hadapi itu teramat tunggal dan tak berulang. Karena hakekat perintah di balik realita itu adalah Wajah-Nya. Sekira kita tidak segera merespon saat Ia datang di kesadaran, Ia akan pergi dan tidak mau balik lagi. Sungguh, betapa sayang kiranya kita absen dari kesempatan bersemuka dengan Wajah Tuhan.