BARISAN.CO – Pandemi Covid-19 datang melanda dunia di dua dekade awal Abad 21. Di saat isu industri 4.0 telah menjadi pembicaraan utama dan dimana teknologi informasi serta dunia digital sudah sedemikian maju. Internet dan automatisasi telah menjadi backbone kehidupan. Data merupakan darah dalam peradaban digital. Data menjadi penentu vitalitas aplikasi teknologi informasi dan digital.
Perkumpulan Harmoni Hijau Hitam dan didukung Barisan.co menyelenggarakan diskusi online mengusung tema Pemanfaatan IT dan Big Data dalam Penanganan Pandemi. Akan dilaksanakan Rabu (28/7/2021) pukul 19.30 – 21.30 Wib. Melalui Zoom Meeting, link: http://bit.ly/RawonKamisManies2ITdanPandemi. Meeting ID: 247 135 1575 dan Pascode: RAWON2.
Kemampuan membangun big data akan memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat sebagai landasan pemetaan, perencanaan dan pengambilan keputusan.
Diskusi online bertajuk Selapanan Rawon Kamin Manies menghadirkan Dr. Bisyron Wahyudi (Expert Cyber Defence, IT Security Team Lembaga Nasional dan Even Internasional, Vice Chairman Of Data Center (Id-SIRTII ) Kemenkominfo 2007 – 2018). Akan mengungkap pentingnya Big Data pandemi Covid-19.
Juga dr. Suhartono, SH., MH. Pengurus DPP APKESMI (Asosiasi Puskesmas Indonesia) . Sebagaimana diketahui Puskesmas jadi garda depan. Unit Faskes terdepan dalam penanganan pandemi di daerah adalah puskesmas.
Selain sebagai faskes puskesmas semestinya menjadi tumpuan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait penanganan pandemi di daerah. Bagaimana puskesmas memanfaatkan data dan IT dalam menjalankan tugas menangani pandemi ini? Dan apa kendalanya selama ini?
Ketua Harmoni Hijau Hitam Sapto Widodo mengatakan diskusi online pentingnya big data untuk mengetahui secara command sense penanggulangan pandemi, beberapa hal yang perlu diperhatikan pertama, memisahkan yang terjangkit dengan yang belum terjangkit. Kedua, membatasi kontak dan mobilitas manusia atau masyarakat agar tidak terjadi percepatan penularan. Ketiga, melakukan testing sebanyak mungkin untuk mendapatkan warga terpapar. Keempat, penelusuran (tracing) terhadap orang terlanjur kontak dengan terjangkit untuk menemukan kemungkinan jejak penularan. Dan kelima melakukan penanganan medis terhadap yang terjangkit.
“Upaya tersebut sangat mungkin memanfaatkan IT dan big dara agar bisa optimal,” sambungnya.
Pandemi telah melanda Indonesia hampir genap tiga semester (17 bulan). Bagaimana Indonesia memanfaatkan IT dan Big Data dalam menangani pandemi ini? Apakah Indonesia sudah secara optimal memanfaatkan IT dan Big Data? Jika belum apa masalah dan kendalanya?