Perusahaan Biotechworks Jepang memperkenalkan teknologi pengolahan sampah berkonsep Zero To Waste kepada Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, dengan pendampingan dari Salman Dianda Anwar.
BARISAN.CO – Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menangani permasalahan sampah mendapat dukungan dari teknologi internasional. Perusahaan asal Jepang, Biotechworks H2 Co. Ltd., memperkenalkan teknologi pengolahan sampah canggih yang diklaim mampu mewujudkan konsep “Zero To Waste” atau tanpa sisa limbah sama sekali.
Pengenalan teknologi tersebut berlangsung dalam pertemuan resmi di Ruang Bima, kompleks Balai Kota Yogyakarta, Selasa (21/10/2025) sore, pukul 15.30–16.35 WIB.
Pertemuan ini difasilitasi oleh mitra lokal sekaligus Direktur Eksekutif BOSOWA Energasindo, Salman Dianda Anwar, yang mendampingi langsung delegasi Biotechworks Jepang.
“Kemarin kami bertemu dengan Bapak Wali Kota Hasto Wardoyo dan empat kepala dinas terkait untuk secara resmi memperkenalkan teknologi pengolahan sampah Biotechworks H2 Co. Ltd. Jepang, yang bertujuan untuk mencapai Zero To Waste,” ujar Salman Dianda Anwar.
Delegasi Biotechworks dipimpin oleh Akihide Nishikawa, Founder & CEO Biotechworks H2 Co. Ltd., yang juga tercatat sebagai salah satu dari 100 CEO paling berpengaruh dunia versi Majalah TIME.
Bersama Nishikawa hadir pula Miki Nitani (Co-Founder) serta Andi Hoirul Ramdani dan Bayu Joko Sanjaya dari Yanbo Umi Tokyo.
Dalam paparannya, Nishikawa yang akrab disapa Aki San menyampaikan bahwa teknologi yang dikembangkan Biotechworks mampu mengolah seluruh jenis sampah hingga benar-benar habis tanpa menyisakan limbah berbahaya.
Proses pengolahannya tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk akhir yang bernilai ekonomi, seperti hidrogen, gas metana, dan sledge (pupuk organik).
“Teknologi ini tidak hanya mengurangi penumpukan sampah yang menjadi persoalan di banyak kota, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, meskipun itu bukan tujuan utamanya,” ujar Salman, mengutip pernyataan Aki San.
Ia menambahkan, sistem pengolahan ini cocok untuk kota berkapasitas sedang yang menghasilkan 120–200 ton sampah per hari.
“Tidak hanya menghasilkan energi listrik yang bisa membebani PLN sebagai off taker, tetapi juga menghasilkan produk turunan lain seperti hidrogen, gas metan, dan pupuk yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Dengan begitu, persoalan sampah dapat tertangani sekaligus memberi nilai ekonomi serta mengurangi emisi karbon,” paparnya.
Dukungan Pemerintah Kota Yogyakarta
Wali Kota Yogyakarta Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyambut baik perkenalan teknologi tersebut.
Menurutnya, inovasi seperti ini sejalan dengan komitmen Pemkot dalam memperkuat pengelolaan lingkungan dan mengurangi beban TPA. Pertemuan juga dihadiri oleh sejumlah kepala dinas terkait yang berwenang dalam bidang lingkungan hidup dan kebersihan.