Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Bisakah Indonesia Memutus Hubungan Dagang dengan Israel?

Redaksi
×

Bisakah Indonesia Memutus Hubungan Dagang dengan Israel?

Sebarkan artikel ini
hubungan dagang indonesia dan israel
Ilustrasi/Barisan.co

Apakah Indonesia bisa benar-benar memutus hubungan dagang dengan Israel? Secara teori, bisa. Beberapa negara, seperti Malaysia dan Pakistan, menerapkan kebijakan yang lebih ketat dalam membatasi hubungan dagang dengan Israel. Namun, dalam praktiknya, Indonesia harus mempertimbangkan konsekuensi ekonomi dan diplomatik dari langkah tersebut.

Jika pemerintah benar-benar ingin mengambil langkah tegas, ada beberapa opsi yang bisa ditempuh, antara lain:

1. Meningkatkan Diversifikasi Pasar

Indonesia bisa mengalihkan pasar ekspor CPO ke negara lain, seperti China, India, atau negara-negara Timur Tengah yang memiliki potensi besar sebagai importir CPO.

2. Menerapkan Regulasi yang Lebih Ketat

Pemerintah dapat membatasi impor dari Israel dengan regulasi yang lebih ketat atau bahkan melarang produk-produk tertentu yang berasal dari Israel.

3. Menguatkan Kerja Sama dengan Palestina

Jika ingin benar-benar menunjukkan dukungan kepada Palestina, Indonesia harus meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Palestina. Salah satunya dengan membuka jalur ekspor-impor yang lebih luas dan membantu pengembangan ekonomi Palestina.

4. Transparansi Perdagangan

Pemerintah harus lebih transparan dalam melaporkan hubungan dagang dengan Israel, sehingga masyarakat bisa memahami sejauh mana keterlibatan Indonesia dalam perdagangan dengan negara tersebut.

Gerakan boikot terhadap produk-produk global yang terafiliasi dengan Israel adalah bentuk solidaritas yang kuat dari masyarakat Indonesia.

Namun, tanpa langkah konkret dari pemerintah, boikot ini hanya akan menjadi simbol tanpa dampak nyata. Fakta bahwa Indonesia masih menjalin hubungan dagang dengan Israel menunjukkan bahwa perjuangan untuk mendukung Palestina tidak bisa hanya dilakukan oleh masyarakat sipil saja.

Jika Indonesia ingin benar-benar konsisten dengan sikap pro-Palestina, maka memutus hubungan dagang dengan Israel harus dibarengi dengan strategi ekonomi yang matang.

Langkah ini memang bukan perkara mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Keputusan ada di tangan pemerintah: tetap mempertahankan hubungan dagang dengan Israel demi keuntungan ekonomi, atau mengambil langkah tegas dengan segala konsekuensinya. []