Orang tua biasanya membawa bayinya dengan anggapan bahwa bayinya akan tidur selama film diputar, tetapi aula yang gelap, suara keras dari speaker dan lampu layar dapat menakuti bayi dan membuat anak kesal, bingung, dan mengganggu pola tidurnya.
BARISAN.CO – Pembatasan usia untuk film diterapkan untuk mencegah anak-anak menonton konten yang berpotensi membahayakan. Sementara, orang tua memiliki kebebasan untuk memilih apa yang anak-anak mereka lakukan dan tidak tonton. Banyak yang masih sangat menyadari pengaruh konten yang tidak pantas dan efeknya yang bertahan lama.
Pembatasan usia yang diterapkan pada film bukanlah hal baru. Pada tahun 1968, Motion Picture Association of America (MPAA) menetapkan sistem rating film untuk digunakan orang tua sebagai panduan untuk menentukan kesesuaian konten film untuk anak-anak dan remaja.
Selama bertahun-tahun anak-anak dilarang menonton PG, PG13, dan film lain yang sesuai dengan usia. Walaupun, sistem rating telah berubah dari waktu ke waktu, alasan untuk menempatkan batasan usia pada film belum berubah.
Film dinilai berdasarkan konten. Ini dapat mencakup dialog, kekerasan, ketelanjangan, atau aspek lain yang dianggap dipertanyakan untuk anak-anak. Sedangkan, orang tua pasti diizinkan untuk memantau apa yang ditonton anak-anak mereka di rumah, anak-anak tidak diperbolehkan menonton film tertentu tanpa pengawasan.
Peringkat yang berbeda menentukan usia yang berbeda. Namun demikian, tak jarang kita mungkin melihat orang tua yang justru membawa bayi ke dalam bioskop. Apakah ini diperbolehkan?
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar waktu penggunaan layar, termasuk film dan acara TV harus dihindari dengan bayi di bawah 18 bulan. Untuk anak-anak berusia 18 hingga 24 bulan, sedikit program pendidikan dapat bermanfaat, seperti acara yang ditawarkan di PBS.
Bagi anak berusia 2 tahun, penggunaan waktu layar hingga satu jam tidak masalah, tetapi orang tua harus menonton bersama anak mereka untuk membantunya memahami apa yang mereka tonton.
Jadi, mengingat durasi film berkisar dari satu setengah jam hingga dua jam, tentu saja ini sangat tidak dianjurkan.
Selain itu, dilansir dari B.Stories, berikut 6 alasan lainnya mengapa kita sebaiknya tidak membawa bayi ke bioskop:
- Orang tua biasanya membawa bayinya dengan anggapan bahwa bayinya akan tidur selama film diputar, tetapi aula yang gelap, suara keras dari speaker dan lampu layar dapat menakuti bayi dan membuat anak kesal, bingung, dan mengganggu pola tidurnya.
- Orang tua juga harus memerhatikan kesehatan bayi saat membawa anaknya ke teater ber-AC tertutup di mana udara terus bersirkulasi di tengah orang yang mungkin terinfeksi batuk dan flu. Bayi biasanya rentan terhadap infeksi dengan mudah dan kedekatan orang yang terinfeksi di teater memudahkan bayi tertular infeksi.
- Bioskop memiliki tingkat desibel sekitar 110 hingga 115 sedangkan 60 hingga 70 adalah tingkat desibel percakapan normal. Tingkat desibel yang tinggi seperti itu dapat merusak dan menyebabkan kerusakan pada gendang telinga bayi kita.
- Jika bayi mulai menangis, salah satu orang tua harus mengeluarkannya dari bioskop sehingga dia mungkin melewatkan bagian film yang bagus. Hal ini dapat menyebabkan stres atau frustrasi pada orang tua karena seluruh tujuan pergi ke bioskop untuk hiburan menjadi runyam.
- Juga, dengan AC terpusat di teater, suhu aula mungkin tidak sesuai dengan kesehatan bayi.
- Terakhir, saat membawa bayi ke bioskop, kita tidak boleh hanya memikirkan hiburan diri sendiri, tetapi juga ingat bahwa orang-orang membayar untuk menonton film dan tidak akan senang dan bahkan merasa jengkel mendengar jeritan gembira atau tangisan bayi.
Oleh karena itu, pilihan terbaik bagi orang tua untuk pergi ke teater adalah meninggalkan bayinya di rumah dengan menyewa babysitter, pengasuh, atau anggota keluarga yang dapat hadir dan merawatnya beberapa jam. Selain itu, sebaiknya orang tua dari bayi yang baru lahir membuat pengaturan untuk menonton film di rumah karena bayi dapat diatur dengan baik di rumah.