Tren penurunan kemiskinan di perdesaan lebih cepat dibandingkan di perkotaan. Meskipun kemiskinan di perdesaan masih tetap lebih tinggi.
BARISAN.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis persentase penduduk miskin pada Maret 2022 turun menjadi 9,54 persen atau turun 0,17 persen pon dibandingkan pada bulan September 2021 dan menurun 0,60 persen pon terhadap Maret 2021.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan pemulihan ekonomi yang terjadi pada kuartal I-2022 itu berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan.
“Sejalan, ekonomi membaik, kemiskinan berkurang,” imbuhnya saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/7/2022).
Margo mengatakan jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang, menurun 0,34 juta orang terhadap September 2021 dan menurun 1,38 juta orang terhadap Maret 2021.
“Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2021 sebesar 7,60 persen, turun menjadi 7,50 persen pada Maret 2022. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada September 2021 sebesar 12,53 persen, turun menjadi 12,29 persen pada Maret 2022,” terangnya.
Dibanding September 2021, jumlah penduduk miskin Maret 2022 perkotaan turun sebanyak 0,04 juta orang (dari 11,86 juta orang pada September 2021 menjadi 11,82 juta orang pada Maret 2022).
Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 0,30 juta orang (dari 14,64 juta orang pada September 2021 menjadi 14,34 juta orang pada Maret 2022).
Margo menjelaskan garis Kemiskinan pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp505.469,00/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp374.455,00 (74,08 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp131.014,00 (25,92 persen).
Pada Maret 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,74 orang anggota rumah tangga.
Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.395.923,00/rumah tangga miskin/bulan.
Margo mengatakan tren penurunan kemiskinan di perdesaan lebih cepat dibandingkan di perkotaan. Meskipun kemiskinan di perdesaan masih tetap lebih tinggi.
Meski demikian, menurut Margo upaya pemerintah membangun dari desa menunjukkan ada perbaikan dari waktu ke waktu karena adanya penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan. [Luk]