Lebih lanjut ia menyampaikan, penurunan daya beli juga berimbas pada laju investasi dalam negeri, di mana investor menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan ekonomi.
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh sebesar 5,15% pada Triwulan III-2024.
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama di 2023, meskipun sedikit lebih baik dibandingkan 2022.
Namun, laju ini tetap lebih rendah dibandingkan rata-rata triwulan III sebelum pandemi, yaitu 6,04%. Prakiraan tahunan untuk PMTB hanya sekitar 4,5% pada 2024, jauh di bawah rata-rata 6,02% per tahun sebelum pandemi.
Melambatnya pertumbuhan investasi menandakan bahwa sektor swasta masih cenderung berhati-hati dalam melakukan ekspansi. Faktor eksternal, seperti ketidakpastian ekonomi global, serta ketatnya kebijakan moneter di negara-negara maju, turut berkontribusi dalam menahan laju investasi di Indonesia.
“Kinerja ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2024 menunjukkan pertumbuhan yang tidak hanya rendah tetapi juga menurun kualitasnya,” kata Awalil.
Pertumbuhan sektor-sektor strategis, seperti industri pengolahan dan pertanian, masih mengalami penurunan.
“Selain itu, konsumsi rumah tangga dan investasi, yang selama ini menjadi andalan pendorong ekonomi, juga menunjukkan perlambatan,” sambungnya..
“Situasi ini menunjukkan tantangan besar bagi pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% yang telah ditetapkan dalam APBN 2024,” pungkasnya. []