BARISAN.CO – Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), tercatat lebih dari 1 miliar anomali trafik yang dapat dikategorikan sebagai serangan siber dalam kurun waktu Januari hingga September 2021. Dari jumlah itu, lebih dari 891.000 diantaranya mencoba menyerang ke server Badan Pusat Statistik (BPS).
Untuk itu, BSSN bersama BPS membentuk tim tanggap insiden siber BPS-CSIRT (Computer Security Incident Response Team) yang diluncurkan pada Kamis, (14/10/2021) bertempat di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta Selatan.
Diketahui, BPS merupakan institusi yang melakukan pengelolaan data dalam rangka menyediakan kebutuhan data untuk pemerintah dan masyarakat. Dalam pengelolaan data, aspek penting yang perlu diperhatikan adalah keamanan data.
“Serangan siber yang menjadi perhatian dan terus mengalami peningkatan yaitu serangan grup ransomeware (malware yang mengenkripsi file & meminta tebusan) dan Distributed Denial of Service (DDoS) yang mayoritas dilatarbelakangi oleh motif untuk mendapatkan data,” kata Hinsa dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi barisan.co.
Pembentukan CSIRT merupakan salah satu program prioritas nasional (major project) untuk penguatan keamanan siber yang dituangkan dalam Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. Launching BPS-CSIRT pada hari ini merupakan CSIRT ke- 37 yang diluncurkan dari target 121 CSIRT hingga tahun 2024.
CSIRT merupakan organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber. CSIRT terdiri atas CSIRT Nasional atau Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopskamsinas), CSIRT Sektoral pada sektor administrasi pemerintahan, energi dan sumber daya mineral, transportasi, keuangan, kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, pangan, pertahanan, sektor lain yang ditetapkan oleh Presiden, serta CSIRT Organisasi.
“Kami berharap, pembentukan BPS-CSIRT ini dapat membentuk ruang siber Badan Pusat Statistik yang aman dan kondusif, sehingga terciptanya kesejahteraan masyarakat di ruang siber. Secara khusus pembentukan CSIRT ini kami harapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pusat Statistik,” ujar Hinsa.
Sementara itu, Kepala BPS, Dr. Margo Yuwono, S.Si, M.Si., mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini adalah kemajuan IT dan digitalisasi perangkat pengolahan data. BPS mencatat terdapat sebanyak lebih dari 891 ribu percobaan serangan ke server BPS.
“Aspek kerahasiaan, integritas data, dan ketersediaan aplikasi menjadi hal yang harus diperhatikan,” kata Margo. [rif]