BARISAN.CO – Puncak acara Event Dieng Culture Festival 2022 di Kawasan Pegunungan Dieng Banjarnegara, Jawa Tengah diisi dengan Kongkow Budaya Cak Nun dan Kiai Kanceng. Emha Ainun Nadjib atau yang biasa disapa Cak Nun mengajak para hadirin dan jamaah untuk menelaah kembali tujuan bersholawat.
Selain itu, Cak Nun juga mengajak jamaah untuk menelaah apakah sudah tetap cara dan etika dalam bersholawat.
“Bershalawat adalah shirotun nubuwwah, jalan yanga telah dibukan Nabi agar kita tempuh untuk menuju Allah, menuju Ridla-Nya,” ujar Cak Nun, Minggu (4/9/2022) dikutip dari Facebook CakNun.com.
Cak Nun berpesan jangan sampai perjalanan itu terperosok hanya karena kita salah atau tidak tepat dalam memilih budaya musik yang dipakai dalam bersholawat, umpamanya menggunakan jenis musik koplo.
“Bahwa kita perlu merasakan apakah sholawatan dengan musik koplo itu kira-kira pas ataukah tidak. Di dalam bershalawat yang kita bawa adalah perasaan lembut dan halus kepada Kanjeng Nabi,” Jelas Mbah Nun sapaan akrab jamaah Maiyah.
Mbah Nun kembali berpesan untuk merasakan setiap jenis musik yang dipilih apakah mengekspresikan kelembutan tersebut ataukah tidak, agar kita tidak terpleset dalam cara atau sikap yang membuat Kanjeng Nabi Muhammad Saw dan Allah Swt kurang suka.
Dieng Culture Festival 2022 selain menyedot perhatian warga masyarakat Banjarnegara, juga masyarakat tanah air dan bahkan mancanegara.
Kongkow Budaya bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng menjadi puncak acara, sebelumnya ada beragam acara kemeriahan Dieng Culture Festival 2022 seperti festival musik Jazz di Pelatan Komplek Candi Arjuna, dan bahkan ada ritual pemotongan rambut gimbal.
Terlebih lagi Dieng Culture Festival 2022 mampu menggerakan ekonomi masyarakat, sebab warga masyarakat mendapatkan rezeki dari berjualan acara tersebut. Hasil peningkatan omzet penjualan juga dirasakan oleh pedangan musiman dari berbagai kota.
Cak Nun kembali mengajak para jamaah dan hadiri terlebih untuk kelompok sholawat memahami ilmu dasar dalam bersholawat.
Hal ini sangat berkaitan dengan kenyataan bahwa di dalam masyarakat muslim, kegiatan sholawatan sudah menjadi bagian tak terpisah.
“Tetapi masih ada sisi ilmu yang perlu dibenahi, yakni ketika memilih jenis musik dalam sholawatan perlu dipertimbangkan dari segi apakah musik tersebut mencerminkan kelembutan hati kita. Serta apakah kiranya pantas jika musik dipakai dalam mengungkapkan cinta kepada Kanjeng Nabi,” jelas Cak Nun.