Kementerian tentu memiliki sejumlah kajian dan juga staf ahli yang bisa membuat kebijakan bagus sebelum wacana tersebut dilempar ke publik. Keputusan yang konyol hanya akan membuat negeri ini gaduh tiada henti.
Kalau memang tujuannya agar Candi Borobudur tetap terjaga dan lestari kenapa pemerintah tidak sekaligus menutup kawasan tersebut untuk wisatawan baik nasional atau luar negeri. Kalau tidak ditutup artinya tujuan pemerintah hanya untuk mencari duit bukan untuk melestarikannya.
Kenapa di era digital ini pemerintah tidak mengundang atau melihat para sineas, pelaku kreatif dan perusahaan rintisan untuk membuat wisata virtual Candi Borobudur. Tidak harus mengunjungi langsung candinya. Dengan demikian kemegahan dan nilai budaya dari Candi Borobudur bisa dinikmati siapa saja bahkan sampai ke samudra baru, Antartika.
Ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi yang selalu mengagung-agung era digital, unicorn, dekacorn, startup, big data, kecerdasan buatan dan metaverse. Misalnya, Borobudur hanya terbuka untuk kepentingan pendidikan, beribadah atau hari besar keagamaan, riset juga untuk tamu negara. Gampang, kan?
Mungkin bisa berkaca kepada penyelenggaran Formula E Jakarta yang berlangsung sukses. Awalnya Formula E akan digelar di kawasan Monas. Namun karena pemerintah pusat khawatir cagar budaya di sekitar Monas rusak, maka pergelaran pun terusir ke Ancol.
Nah, konsep ini mungkin bagus. Jadi Candi Borobudur agar tidak rusak maka cukup sebagai latarbelakang setiap perhelatan saja. Candi nanti menjadi angle atau sudut pandang untuk kamera dari udara seperti ajang balapan Formula E yang menyorot kemegahan Jakarta International Stadium.
Jadi, di sekitar Candi Borobudur nanti menjadi ajang festival musik seperti jazz, maraton 10 kilometer, konser musik termasuk musik klasik dan banyak acara lainnya yang masuk dalam agenda dunia. Candi Borobudur tetap lestari dan pengunjung atau turis tetap berdatangan ke Indonesia.
Tentu saja yang penting orang miskin dan buruh di bawah UMR pun senang karena bisa berwisata. Bagaimana menurut Pak Luhut?