Ketakutan pada anak merupakan respons alami terhadap lingkungan sekitarnya, namun ada beragam faktor lain yang mempengaruhi
BARISAN.CO – Sesungguhnya setiap orang memiliki rasa takut, sebab ketakutan adalah fitrah yang dibawa manusia. Namun rasa takut tersebut memiliki kadar yang berbeda, terlebih lagi pada masa perkembangan dan pembentukan karakter yakni masa anak-anak. Lantas bagaimanakah cara menghilangkan rasa takut pada anak?
Anak memiliki rasa takut merupakan hal yang wajar, terlebih lagi pada masa usia dini maupun anak usia sekolah dasar. Hal yang perlu dipahami bahwasanya ketakutan pada anak merupakan respons alami terhadap lingkungan sekitarnya.
Munculnya sifat takut tentu ada beragam alasan atau faktor yang mempengaruhi anak. Akan tetapi sebagai orang tua tentu berkeinginan agar anaknya tidak takut atau memiliki sifat minder. Sehingga mentalitas sangat penting dibentuk pada masa pertumbuhan.
Adapun faktor yang mempengaruhi sifat takut pada anak, seperti; Pertama, pengamalan yang tidak menyenangkan. Bisa jadi anak mengalami kejadian yang tidak diinginkan, terlebih lagi pada masa pergaulaan dengan sesama. Biasanya ia akan minder karena diejek ataupun dibully temannya, selain itu juga pengalaman bertemu dengan hal-hal yang tidak diinginkan.
Seperti ketika anak nonton siaran televisi atau YouTube yang menayangkan tontonan yang menakutkan seperti jin, hantu maupun setan. Begitu juga dengan kejadian-kejadian lain seperti kecelakaan maupun bencana alam. Sehingga hal ini perlu diantisipasi agar anak tidak minder dan cenderung cemas dengan hal-hal yang tidak diinginkan.
Kedua, faktor lingkungan. Bagi orang tua hendaknya menciptakan lingkungan yang nyaman sebab lingkungan awal anak adalah keluarga. Ciptakan kondisi yang romantis, tidak penuh kekerasan maupun suasana lingkungna rumah yang enak dan nyaman untuk anak.
Ketiga, faktor ketidakpastian, yakni anak yang tidak merasa aman dan nyaman dengan situasi yang tidak pasti seperti kematian, kehilangan, atau perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka bisa membuat anak menjadi takut.
Keempat, genetika. Genetika ternyata memiliki peran penting dalam perkembangan anak, terutama sifat takut. Terlebih lagi bahwasanya faktor genetik juga mempengaruhi sifat takut dan gangguan kecemasan sosial.
Sebagai orang tua selain memahami faktor-faktor yang menyebabkan anak memiliki rasa takut, yakni bentuk ekspresi anak saat takut. Tentu hal ini harus dipahami, biasanya ekpresi anak takut diwujudkan dengan bentuk prilaku, seperti menangis, berteriak, merengek, menolak melakukan aktivitas atau bertemu dengan orang yang tidak dikenal.
Sifat takut pada anak sebenarnya normal dan wajar karena masih masa perkembangan dan pembentukan karakter. Akan tetapi sifat takut ini mengganggu kehidupan anak secara signifikan, seperti mengganggu pola tidur, pola makan, ataupun mengganggu kegiatan sehari-hari.
Sehingga orang tua memiliki peran besar untuk memahami perilaku dan sifat anak, begitu juga orang tua jika kesulitan memahami perilaku sifat taku anak bisa langsung berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental hal ini sebagai bentuk antisipasi jika anak memiliki kelainan.
Dr. Ibrahim Syukri dalam bukunya berjudul Aku, Anakku dan Dokter memberikan tips cara menghilangkan rasa takut pada anak atau cara efektif meminimalisisr ketakutan pada diri anak-anak. Adapun caranya yakni; Pertama, apabila anak merasa takut tidur dalam kegelapan maka hendaknya orangtua menyalakan lampu remang-remang di sekitarnya. Mengajaknya bercengkrama dengan cara memainkan cahaya lampu ketika gelap.
Dengan cara ini, maka diharapkan ketakutan terhadap kegelapan akan hilang dari anak tersebut secara bertahap.