,MER-C mengutamakan pertolongan medis kegawatdaruratan di wilayah terdampak bencana atau konflik yang belum tersentuh bantuan dan sangat membutuhkan termasuk di Cianjur
BARISAN.CO – Emergency Rescue Committee atau yang lebih dikenal dengan MER-C menjadi organisasi yang mudah diterima oleh semua komunitas dan pihak yang berkonflik maupun saat ada bencana. Hal ini karena MER-C mengusung landasan kemanusiaan yang menjadikannya profesional dan berdiri di semua komunitas.
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dr. Sarbini Abdul Murad, menyampaikan MER-C mengedepankan kasih sayang, pengabdian pada profesi dan kemanusiaan, juga solidaritas umat dalam menjalankan setiap misi kemanusiaannya.
“Kami bersama para relawan mempunyai spirit perjuangan dengan satu semangat bersama berjihad secara profesional dalam bidang medis dan kemanusiaan,” katan dr. Sarbini saat menjadi pembicara dalam Diskusi Dwi Mingguan bertema ‘Respon MER-C terhadap Bencana Kemanusiaan di Berbagai Belahan Dunia’ di Sekretariat Barisan Nusantara, Jatinegara, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Menurut dr Ben sapaan dr Sarbini Abdul Murad, MER-C yang sudah memasuki usia ke-23 tahun pada 14 Agustus 2022, dapat terus berkiprah bagi kemanusiaan baik di dalam negeri maupun luar negeri, karena memegang prinsip dan idealisme tersebut yang bermuara pada keikhlasan dan ketulusan memenuhi panggilan jiwa untuk kemanusiaan.
Dokter Ben sendiri selama menjadi relawan sejak berdirinya MER-C, tak cuma mengabdi di berbagai daerah bencana, baik di tanah air maupun negara lain. Dia juga pernah bertugas di empat negara yang sedang berperang, yaitu Afghanistan (2002), Irak (2003), Lebanon (2006), dan Palestina (2009).
“MER-C telah melaksanakan ribuan misi kemanusiaan bencana alam, perang dan konflik, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tidak memandang siapapun atau pihak yang harus mendapat pertolongan,” ujarnya.
Misi Kemanusaan di Cianjur
Sarbini menjelaskan, dalam menjalankan misi kemanusiaannya, MER-C mengutamakan pertolongan medis kegawatdaruratan di wilayah terdampak bencana atau konflik yang belum tersentuh bantuan dan sangat membutuhkan.
“Dalam misi kemanusiaan gempa Cianjur, saat ini Tim MER-C akan terus melakukan mobile clinic untuk menyisiri wilayah-wilayah terdampak gempa yang belum terjangkau atau masih minim bantuan medis,” jelasnya.
Tim relawan medis MER-C memberi pengobatan di salah satu lokasi terdampak gempa terparah di Kabupaten Cianjur, tepatnya di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang sejak Selasa (22/11/2022).
Tim MER-C tetap menyisir posko-posko pengungsian yang ada di desa Gasol, tepatnya di RT 01, 02, 03 RW 04 meski hari yang sudah mulai gelap. Jumlah warga yang mengungsi di titik ini mencapai 400 jiwa.
“Dengan penerangan seadanya, Tim MER-C memeriksa satu-persatu warga korban gempa yang mengeluhkan kondisi kesehatannya dan memberikan pengobatan,” jelasnya.
Literasi Kebencanaan
Diskusi Publik Dwi Mingguan ini merupakan kolaborasi Barisan Nusantara (BN) dengan Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) dan sudah masuk edisi kelima.
Sekjen Barisan Nusantara (BN) Dr. Suryadi Nomi, menyampaikan kegiatan kolaborasi BN dengan PJMI melalui pelaksanaan diskusi publik dwi mingguan. Harapannya, diskusi ini terus menjadi trendsetter isu-isu yang dapat mencerahkan masyarakat.
“Diskusi kali ini dengan tema kebencanaan memang sudah direncakan satu bulan sebelumnya, namun dengan adanya gempa Cianjur ini tema menjadi aktual,” ujarnya.
Ketua PJMI Ismail Lutan, mengatakan, diskusi ini banyak memberikan manfaat terutama meningkatkan literasi kebencanaan.
“Kita mengharapkan kerja sama PJMI dengan MER-C bersama Barisan Nusantara dapat terjalin lebih erat. Dengan momen pelaksanaan pelatihan jurnalisme kebencanaan,” pungkasnya. [rif]