Secara persentase dari total pekerja, kondisinya mencerminkan penurunan yang lebih signifikan. Dari 39,68% (Februari 2020) turun menjadi 37,02% (Februari 2021), dan masih turun menjadi 36,72% (Februari 2022).
Catatan lain berkaitan dengan data pekerja menurut tingkat pendidikan. Pekerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah sebanyak 53,03 juta orang pada Februari 2022. Bertambah sangat signifikan dari 49,03 juta orang pada Februari 2021. Dan telah lebih banyak dari Februari 2020 yang sebesar 52,03 juta orang.
Penambahan jumlah pekerja pada Februari 2022 dibanding dua tahun sebelumnya (Februari 2020) atau sebelum terdampak pandemi memang terjadi pada berbagai tingkat pendidikan rendah dan menengah. Yaitu: SD ke Bawah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Penurunan jumlah pekerja dalam kurun waktu serupa justeru terjadi pada tingkat Diploma (I-III) dan tingkat Universitas (D-IV, S1, S2, dan S3). Jumlah pekerja berpendidikan tingkat Diploma sebagai berikut: 3,73 juta orang (Februari 2020), 3,59 juta orang (Februari 2021), dan 3,63 juta orang (Februari 2022). Sedangkan tingkat universitas sebagai berikut: 13,64 juta orang (Februari 2020), 13,34 juta orang (Februari 2021), dan 13,46 juta orang (Februari 2022).
Data pekerja menurut tingkat pendidikan juga menampilkan porsi atau persentase yang bertambah pada tingkat rendah, yaitu SD ke Bawah dan Sekolah Menengah Pertama. Porsi keduanya mencapai 57,22% dari total pekerja pada Februari 2022. Meningkat dari Februari 2020 yang sebesar 56,92%.
Sementara itu, porsi pekerja berpendidikan tingkat Diploma dan Universitas justeru menurun. Dari 13,03% pada Februari 2020 menjadi 12,60% pada Februari 2022.
Perbaikan ketersediaan lapangan kerja yang lebih baik pada tingkat pendidikan rendah dibanding pendidikan tinggi diperkuat oleh data penganggurannya. Bahkan, tingkat pengangguran SD ke Bawah (3,09%) jauh di bawah TPT keseluruhan (5,83%). Sedangkan tingkat pengangguran universitas mencapai 6,17%.
Uraian di atas memperkuat kesimpulan tulisan pertama tentang belum pulihnya perekonomian dilihat dari data ketenagakerjaan. Bisa dikatakan bahwa penurunan tingkat pengangguran yang terjadi lebih disebabkan makin banyaknya orang yang “terpaksa bekerja apa saja”. [rif]