Tingkatkan Potensi dan Edukasi UMKM, Cempaka Foundation Resmikan Agropreneurship Learning Community dan Rumah Maggot Terpadu pada Hari Peduli Sampah Nasional 2023
BARISAN.CO – Cempaka Foundation resmikan program Agropreneurship Learning Community (ALC) pada Rabu (22/2/2023) bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 2023 di Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Direktur Cempaka Foundation, Sarifudin Lathif mengatakan program ini bertujuan untuk mendorong masyarakat pedesaan untuk mengelola potensi ekonomi secara mandiri dan berkelanjutan dengan pendekatan manajemen bisnis yang baik. Hasil tanam dan ternak mereka akan diolah oleh UMKM masyarakat setempat menjadi produk olahan bernilai jual.
“Dari program ini, banyak produk olahan telah dihasilkan, seperti olahan kopi, buah, bambu, tanaman herbal, dan lain sebagainya. Tidak hanya sebagai program pengelolaan sumber daya alam, ALC juga dibentuk untuk mengedukasi masyarakat sekitar agar bisa belajar mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang ada,” imbuhnya.
Peresmian program Agropreneurship Learning Community (ALC) mengusung tema Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat. Program ini digagas Cempaka Foundation bersama PT Cargill Indonesia.
“Ini merupakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi agroforestri dan sumber daya pedesaan lainnya,” terang Sarifudin Lathif kepada Barisan.co, Senin (27/2/2023)
Acara peresmian ini dihadiri beberapa stakeholder seperti Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, PT Cargill Indonesia, PT Sorini Agro Asia Corporindo.
Hadir juga PT HM Sampoerna Tbk, PT. Indolakto, Maggot Center Pasuruan, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Dayurejo, Suwayuwo dan Bulukandang, Kelompok Tani Hutan Sukmojati, dan perangkat desa setempat.
Selain itu, Empat UMKM masyarakat Dayurejo juga hadir untuk memperlihatkan produk olahan mereka, diantaranya UKM Kopi Sukmojati, UKM Kripik BUSAMI, UKM Herbal Siti Inggil, dan UKM Rekso Alam.
Sarifudin Lathif mengatakan Cempaka Foundation sebagai satu lembaga yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Pasuruan mencoba untuk membangun kolaborasi dan menyediakan fasilitas pusat edukasi yang kita sebut sebagai Agropreneurship Learning Community
“Pusat edukasi ini tidak berupa sekolah atau perguruan tinggi, tetapi kita akan mendorong pembelajaran tentang pelestarian hutan, pengelolaan sumber daya alam di masyarakat,” jelasnya.
Saat ini terdapat enam UMKM binaan di Desa Dayurejo yang ditetapkan sebagai pusat pembelajaran pengelolaan hasil hutan. Adapun keenam belas UMKM binaan tersebut diantaranya UMKM Kopi Sukmojati meerupakan Produsen biji kopi, kopi kemasan, dan jasa roasting biji kopi.
UMKM Kripik BUSAMI yang fokus pada produsi kripik olahan buah pisang, nangka, singkong, dan talas. Juga UMKM Sumber Langgeng yang memproduksi bibit tanaman buah dan kayu keras.
Kabid II Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Syahnur Indra mengatakan ini sangat bagus sekali, artinya memang ini yang kita perlukan.
“Pemerintah tidak bisa sendirian dalam mengedukasi dan mengarahkan masyarakat untuk bisa memanfaatkan sampah, maka datangnya Agropreneurship Learning Community ini sangat kita dukung dan sangat kita perlukan,” ujarnya.
Tidak hanya peresmian Agropreneurship Learning Community, pada hari yang sama juga diresmikan salah satu wirausaha yang dikembangkan dalam program ALC, yaitu Rumah Maggot Terpadu.
Rumah Maggot Terpadu membudidayakan ulat maggot yang berasal dari lalat Black Soldier Flies. Terobosan ini muncul atas permasalahan sampah organik di pedesaan yang terbuang begitu saja.
Menurut penelitian yang dilakukan Cempaka Foundation, sampah rumah tangga mengandung 65% sampah organik. Jumlah tersebut akan bertambah menjadi 85% jika ada acara besar dilaksanakan di desa.