Scroll untuk baca artikel
Blog

Chuck Feeney, Sosok Milyarder yang Jatuh Miskin dengan Cara Mulia

Redaksi
×

Chuck Feeney, Sosok Milyarder yang Jatuh Miskin dengan Cara Mulia

Sebarkan artikel ini

“Saya selalu berempati dengan orang yang mengalami kesulitan dalam hidup. Dan dunia ini penuh dengan orang yang kekurangan makan,” Chuck Feeney (Pendiri Duty Free Shoppers Group)

BARISAN.CO – Charles Chuck Feeney atau lebih dikenal dengan Chuck Feeney lahir pada 23 April 1931. Dia adalah salah satu pendiri Duty Free Shoppers (DFS) Group yang berbasis di Hongkong.

Berbeda dengan milyarder lainnya, Chuck berharap mati dalam keadaan bangkrut. Pria berdarah Irlandia ini berjuang habis-habisan untuk mencapai nol kekayaan.

Di usianya yang ke-89 tahun, Chuck mentransfer hampir semua kekayaannya hingga dia kehabisan uang ke yayasan amal yang didirikan olehnya, Atlantic Philantrophy.

Langkah ini diharapkan bisa memicu milyarder lain untuk mengikutinya dan menggunakan uang mereka untuk membantu mengatasi masalah terbesar yang dihadapi dunia. Mengutip Guardian, Chuck sering mengatakan, kekayaan memberikan beban tanggung jawab.

“Orang harus mendefinisikan diri mereka sendiri atau merasa bertanggung jawab untuk menggunakan asetnya untuk meningkatkan kehidupan sesama manusia dan menciptakan masalah yang sulit bagi generasi mendatang,” ungkap Chuck.

Presiden dan kepala eksekutif Atlantic Philantrophy, Christopher Oechsli menyebut, Chuck tak pernah mencerami anggota superkaya dunia lainnya.

“Tetapi, dia akan menggaruk kepalanya dan berkata, berapa banyak yacht atau sepatu yang Anda butuhkan? Untuk apa semua akumulasi kekayaan ini ketika Anda melihat ke sekeliling kekurangan.” ujar Christopher.

Kesederhanaan Chuck Feeney

Esai Andrew Carnegie, The Gospel of Wealth telah memengaruhi Chuck, dengan pernyataan, “Jutawan akan menjadi wali bagi orang miskin”. Andrew sendiri merupakan pengusaha yang menyumbangkan seluruh kekayaannya sebelum meninggal.

“Saya selalu berempati dengan orang yang mengalami kesulitan dalam hidup. Dan dunia ini penuh dengan orang yang kekurangan makan,” kata Chuck pada salah satu wawancara dengan RTE Irlandia di tahun 2010.

Tak seperti orang kaya kebanyakan, Chuck hidup dengan begitu hemat. Dia tidak memiliki mobil dan rumah, bahkan hanya memiliki sepasang sepatu. Chuck juga memilih terbang dengan kelas ekonomi di saat anggota keluarga atau rekan-rekannya berpergian di kelas bisnis dengan pesawat yang sama.

Christopher telah bekerja selama lebih dari 3 dekade untuk Chuck. Dia menuturkan, Chuck pernah mencoba hidup mewah, namun merasa tak cocok untuknya.

Kisah tentang gaya hematnya, dibenarkan oleh Christopher. Menurutnya, Chuck memiliki jam tangan casio seharga US$10 dan membawa kertas di dalam kantong plastik.

“Itulah yang membuatnya nyaman, dan itulah Chuck sebenarnya,” ujar Christopher.

Pada awal 1980-an, kala DFS Group meraup untung besar, Chuck memutuskan untuk mendonasikan uangnya. Diam-diam mentransfer sahamnya yayasan amal yang didirikannya.