BARISAN.CO – Ali bin Abi Thalib memberikan satu pintu tentang kenikmatan yakni tetap tersenyum meski hati tengah bersedih. Sebab setiap manusia ingin mendapatkan kebahagiaan, terutama nikmat kesehatan di masa Pandemi Covid-19 saat ini.
Covid-19 telah memberikan beberapa hikmah, salah satunya yakni bahwa kenikmatan bukan identik dengan uang dan jabatan. Melainkan kenikmatan senantiasa diberikan kesehatan. Karena kesehatan tidak dapat dinilai dengan uang dan jabatan.
Maka jangan sampai bersedih, tetap tersenyum. Sebab dikhawatirkan jika menghadapi pandemi Covid-19 ini dengan rasa sedih kita akan mendapati kepanikan dan kegelisahan. Sehingga memicu timbulnya penyakit di luar Covid-19.
Kegelisahan
Gus Yusuf atau KH Muhammad Yusuf Chudlori bercerita:
Ada seorang waliyullah yang mukasyafah yakni orang bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat. Wali itu melihat ada rombongan wabah penyakit dan kalau hari ini mungkin virus atau Covid-19 .
“Hai virus mau kemana kamu?,” tanya Wali
“Saya mau ke Damaskus,” jawab Virus
“Ada tugas apa?”
“Saya ditugasi Allah Swt untuk memberikan ujian kepada masyarakat di sana.”
“Berapa lama rencananya?”
“2 tahun.”
“Terus korbannya nanti?”
“Rencana 1.000 orang yang mati,” jawab Virus
Betul, setelah itu terjadilah wabah penyakit di Damaskus. Setelah dua tahun wali itu kembali bertemu dengan virus tersebut.
“Sekarang sudah selesai tugas saya. Saya mau pulang,” tutur Virus
“Lantas berapa korbannya?,” tanya Wali
“50 ribu,” jawab Virus
“Lha kok banyak,” Wali itu heran.
“Yang mati karena virus 1.000 orang. Sisanya karena ketakutan, lihat penyakit, lihat orang sakit, lihat orang mati. Pada panik akhirnya ikut mati.Kalau itu bukan salah saya,” jawab virus.
Jadi memang benar apa yang dikatakan Ibnu Sina “Al wahmu nisfu da’” artinya bahwa kegelisahan, kepanikan adalah separuh daripada penyakit itu sendiri.
“Al-Wahmu Nisfu Ad-Da’, Wal Ithmi’nanu nisfu ad-dawa’, Wasshabru bidayatussyifa‘”
Artinya: Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.”
Ketenangan kita menghadapi masalah ini adalah separuh dari obatnya. Wa sabru bidayatus syifa, memiliki arti kesabaran dan keikhalsan menghadapi masalah ini adalah awal menghadapi kesembuhan.
Tetap tersenyum menghadapi Pandemi Covid-19, tetap tenang dan jangan sampai panik. Semoga pandemi ini segera berlalu.