Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Dalam 10 Tahun Terakhir, Tren Ekspor Kopi Indonesia Cenderung Menurun

Redaksi
×

Dalam 10 Tahun Terakhir, Tren Ekspor Kopi Indonesia Cenderung Menurun

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Pada 2020 lalu, diantara 50 lebih negara produsen kopi di dunia, Organisasi Kopi Internasional (ICO) memeringkatkan Indonesia ke posisi keempat negara penghasil kopi terbesar di bawah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. 

Indonesia yang berada di selatan garis khatulistiwa (23 derajat Utara dan 23 derajat Selatan) terletak di wilayah tropis sebelah utara yang merupakan lokasi ‘sabuk biji’. Karenanya, Indonesia memiliki kelembapan iklim dan tanah yang cocok untuk ditanam kopi. 

Tak heran, baik biji kopi robusta maupun arabika banyak dihasilkan disini. Menurut catatan ICO, dihitung per karung 60 kilogram (kg), Indonesia memproduksi sekitar 11,95 juta karung biji kopi pada 2020. Indonesia menjadi negara terbesar kedua se-Asia dan Oseania sebagai penghasil kopi setelah Vietnam.

Kualitasnya yang apik membuat kopi tanah air tak hanya laris di dalam negeri, tapi juga diminati oleh pasar dunia. BPS merilis pada 2021, total volume ekspor kopi Indonesia mencapai 380,17 ribu ton. Tumbuh sekitar 1,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mengekspor sebanyak 375,60 ribu ton.

Pun, dari sisi nilai, ekspor kopi Indonesia mampu menembus 842,52 juta dollar Amerika Serikat (AS). Nilai tersebut naik sekitar 4,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan nilai sekitar 809,20 juta dollar AS.

Sayangnya, walaupun sepanjang 2021 ekspor kopi menunjukkan pertumbuhan, tapi dalam sepuluh tahun terakhir ekspor kopi tanah air malah sedang dalam tren yang cenderung menurun, baik dari volume maupun nilai. Kejatuhan ekspor kopi Indonesia terjadi pada 2018. Saat itu, volume dan nilai ekspor kopi Indonesia terpelanting hingga ke titik terendah sebesar 277,4 ribu ton dan 806,9 juta dollar AS.

Angka itu terpaut jauh dengan ekspor Indonesia pada periode 2012 sampai 2013. Pada 2012, nilai ekspor kopi Indonesia menembus nilai sekitar 1,24 juta dollar AS. Sedangkan, pada 2013, volume ekspor kopi Indonesia terbanyak sekitar 532 ribu ton.

Penyebab Penurunan Ekspor Kopi Indonesia

Menurunnya ekspor kopi Indonesia tentunya memantik rasa penasaran banyak pihak. Pasalnya, Organisasi Pangan dan Agrikultur Dunia (FAO) menyebutkan orang yang menenggak minuman kopi semakin bertambah di dunia, sehingga itu artinya permintaan kopi dunia sedang meningkat. 

Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Moelyono Soesilo menyebutkan salah satu alasan menurunnya ekspor kopi Indonesia pada 2018 disebabkan oleh menurunnya produksi kopi dalam negeri. 

“Penurunan itu kan (pertama) karena panen tahun ini (2018) agak terlambat,” sebutnya. “Kedua, stok dari tahun 2017 enggak ada dan ketiga karena konsumsi dalam negeri meningkat,” lanjutnya, dilansir dari Kontan (18/12/2018).

Itu sebabnya, volume impor kopi Indonesia melonjak pada 2018 hingga 454 persen dari tahun sebelumnya. Data Trade Map menunjukkan kenaikan impor tersebut dari 14,2 ribu ton menjadi 78,8 ribu ton. 

Di sisi lain, kopi Vietnam yang tengah panen raya menyumbang hingga 64,8 ribu ton impor kopi Indonesia itu. Sebab, harga kopi Vietnam sendiri lebih rendah dari kopi Indonesia. Sehingga, eksportir lebih memilih menjual kopinya ke pasar dalam negeri ketimbang mengekspornya.

Ketua Umum Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) menjelaskan selain produksi nasional yang menurun dan kebutuhan konsumsi lokal yang tinggi, harga kopi dalam negeri lebih tinggi ketimbang harga ekspor. 

“Para eksportir melihat kebutuhan dalam negeri yang tinggi dengan harga yang lebih baik daripada diekspor, sehingga (kopi) banyak dijual ke lokal,” jelasnya. [rif]