Kemudian Olet melanjutkan. Jika yang harus dilakukan ternyata tak dilakukan maka peradaban akan merosot, keadilan tidak akan jelas arahnya dan tak bisa dirasakan.
“Dan rakyat hanya bisa termangu dalam kebingungan yang tak tertolong. Kesewenang-wenangan akan berkuasa,” kata Olet berapi-api.
Puput diam. Ia memberi kesempatan Olet berbicara panjang.
“Jadi harus bagaimana aku?” tanya Olet.
“Hanya ada dua cara.”
“Apa itu?”
“Sikap pertama, terima saja lidahmu mengucapkan daripada meskipun itu salah. Tiap kali mengucapkan harus dengan kesadaran bahwa kamu adalah pejabat yang mencipta kebenaran. Tak usah berpikir kebenaran itu tak dirasakan masyarakat,” kata Puput.
“Hmm. Adakah alternatif sikap lain?” Olet memaksa.
“Ada. Caranya juga dengan kebulatan tekad. Bencilah sosok-sosok yang mengucapkan daripada. Bangun keyakinanmu seperti kau cerita tentang sikap Konfusius tadi. Munculkan keyakinan diri bahwa pengucapan daripada adalah sekumpulan orang yang suka ngomong tapi tak bisa bekerja untuk masyarakat,” kata Puput.
Olet diam. Ia berpikir keras.
“Kalau mereka yang terkena Daripada Syndrome ini, lebih banyak memilih yang mana?” Olet bertanya.
“Tentu mereka akan memilih yang pertama. Alasannya sederhana, mereka tak berani mengoreksi atasan mereka di partai dan pemerintahan, yang penting rekening aman,” kata Puput.
“Kalau merujuk Konfusius artinya para penutur daripada ini lebih memilih tak mengerjakan yang harus dikerjakan. Memilih kemerosotan adab dan moralitas dan memilih rakyat kebingungan tanpa pertolongan ya. Aduh ini bahaya, kesewenang-wenangan ada di depan mata,” Olet meradang.
Tiga hari menjelang pelantikan sebagai sekretaris Partai Kornet, Olet menghilang. Kantor DPRD geger. Semua kader Partai Kornet ikut mencari.
Kader-kader yang sempat dicalonkan sebagai pendamping saat pemilihan ikut mencari. Mereka menggelar konferensi pers.
“Beliau daripada pak Olet ini adalah salah satu kader terbaik partai. Kami akan terus daripada mencarinya sampai daripada ketemu,” kata salah satu kader yang sempat berkompetisi saat pemilihan sekretaris.
“Semoga menghilangnya daripada Pak Olet ini bukan karena dihilangkan. Kita tahu kalau Pak Olet sangat mendukung daripada mas Kahlil dalam pemilihan daripada wali kota mendatang,” kata kader yang lain.
Sampai sehari menjelang pelantikan, Olet belum kelihatan. Maka malam sebelum pelantikan Partai Kornet memutuskan akan mengosongkan jabatan sekretaris dan menyerahkan mandat kepada ketua umumnya.
Tepat pada hari pelantikan, media-media online arus utama dan media cetak memuat berita dengan headline tentang Olet.