Scroll untuk baca artikel
Blog

A Man Called Otto Ingatkan Pentingnya Hidup Bertetangga

Redaksi
×

A Man Called Otto Ingatkan Pentingnya Hidup Bertetangga

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa terlepas dari manusia yang lain. Artinya ia mutlak membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Di sinilah, manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bertetangga.

Tetangga menjadi orang terdekat selain keluarga yang bisa saling mengandalkan. Pesan penting ini tersirat pada film A Man Called Otto yang dibintangi aktor kawakan Tom Hanks.

Mengutip dari catatan produksi filmnya, Hanks mengatakan seseorang perlu mengisi kekosongan dalam hidup dengan kehadiran orang lain. Dia merujuk pada tokoh Otto yang dia perankan dalam film. Setelah kepergian istrinya, Sonya, Otto merasa hidupnya hampa.

“Bahkan ketika anda tidak suka orang lain, ada perbedaan budaya, agama, warisan, maupun pandangan politik; cepat atau lambat, kita butuh bantuan tetangga. Jika radiator rusak, kita minta tolong ke siapa? Ketika badai datang, apa yang akan terjadi? Tetangga pasti akan datang,” ujar Hanks.

A Man Called Otto merupakan adaptasi dari novel berjudul “A Man Called Ove” karya Fredic Brackman. Film ini dirangkai ulang oleh Sutradara Marc Forster dan penulis skenario David Magee dengan mengurangi sinisme dan melembutkan cerita latar tragis pemeran utama.

Film ini juga sekaligus menjadi debut akting pertama bagi Truman Hanks, yang merupakan anak bungsu Tom Hanks. selama ini Truman lebih banyak bekerja di belakang layar sebagai sinematografer.

Sinopsis Film

Otto Anderson tinggal di sebuah perumahan. Dia mengalami perubahan kehidupan setelah sang istri, Sonya (Rachel Keller) wafat dan dia terpaksa pensiun dari pekerjaannya.

Karena ia sudah benar-benar kehilangan semangat dan tujuan hidup, Otto yang dikenal sebagai seorang duda yang memiliki sifat pemarah, pendiam, dan tegas akhirnya memutuskan untuk melakukan aksi bunuh diri.

Namun, setiap hendak melancarkan aksinya dia selalu gagal. Otto kedatangan sebuah keluarga yang menjadi tetangga barunya yaitu Marisol (Mariana Trevino) dan Tommy (Manuel Garcia-Rulfo) bersama dua anaknya.

Tetangga barunya sangat berisik hingga mengganggu Otto. Tapi tanpa disangka, sikap tetangganya itulah yang memberikan warna baru dalam hidupnya.

Film ini menjadi film tentang kehidupan yang dibawakan dengan sederhana tapi memiliki makna mendalam. Ada pula sisi kelam tentang keinginan mengakhiri hidup walaupun kemudian berujung gagal. Namun tujuan hidup, eksistensi diri, dan persepsi terhadap orang lain akan menjadi pertanyaan sekaligus pesan yang diselipkan.

Sonya adalah warna dalam hidup Otto yang hitam-putih. Maka, ketika istrinya tersebut tiada, Otto merasa tidak memiliki tujuan dan mempertanyakan eksistensi dirinya. Bagi Otto, orang lain termasuk para tetangganya kerap melakukan sesuatu dengan salah dan membuat hal bodoh.

Film drama komedi ini sukses membuat kita menerka perilaku Otto untuk memahami cara berpikirnya. Karena Otto selalu punya caranya sendiri dalam melakukan sesuatu. Termasuk, mengatur “ketertiban lingkungan” di sekitarnya. Walau kadang menjengkelkan dengan prinsipnya tersebut, Otto selalu membantu para tetangganya ketika mereka meminta pertolongan.

Dengan berbagai sisi yang lucu tentang cinta, pengalaman kehilangan orang terkasih, dan kehidupan, “A Man Called Otto” menunjukkan definisi keluarga, terkadang dapat ditemukan di tempat yang paling tidak terduga. [rif]