Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Dejavu dan Maknanya, Gus Baha: Setiap Orang Mengalami

Redaksi
×

Dejavu dan Maknanya, Gus Baha: Setiap Orang Mengalami

Sebarkan artikel ini
Dejavu
Gus Baha

Dejavu menurut teori psikologi, bahwasanya dejavu adalah pengalaman di mana seseorang merasa telah mengalami suatu situasi atau kejadian sebelumnya.

BARISAN.CO – Ketika Anda berpergian ke suatu tempat, terkadang Anda merasa bahwa pernah berkunjung ke tempat tersebut padahal belum sama sekali berkunjung. Perasaan ini disebut dejavu atau déjà vu dalam bahasa Prancis, secara sederhana dejavu adalah perasaan atau pengalaman subjektif di mana seseorang merasa bahwa suatu kejadian atau situasi yang sedang dialaminya sudah pernah dialami atau dialami sebelumnya.

Sedangkan dalam kacamata psikologi, dejavu didefinisikan sebagai pengalaman psikologis di mana seseorang merasa telah mengalami suatu situasi atau kejadian sebelumnya, padahal sebenarnya itu adalah pengalaman baru.

Pendiri aliran psikoanalisis, Sigmund Freud, dalam teori psikoanalisisnya, mengemukakan bahwa pengalaman dejavu terjadi ketika seseorang secara tidak sadar mengingat kembali pengalaman yang telah lama terpendam di bawah permukaan kesadaran.

Menurut Freud, pengalaman ini muncul secara tidak sengaja dan dapat menimbulkan perasaan kebingungan dan kecemasan.

Akan tetapi dejavu dapat dijelaskan dengan beberapa teori, terlebih lagi teori tentang memori yang menyatakan bahwa pengalaman dejavu muncul karena ada gangguan dalam proses pengolahan memori dalam otak, dan teori neuropsikologis yang menyatakan bahwa dejavu bisa disebabkan oleh kesalahan dalam sinyal yang diterima oleh otak.

Penyebab dari pengalaman dejavu belum sepenuhnya dipahami, akan tetapi dalam satu teori menyebut bahwa dejavu terjadi ketika terjadi gangguan pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengolah informasi sensorik dan memori.

Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan, stres, atau penyakit neurologis.

Secara umum, dejavu adalah pengalaman yang cukup umum dan tidak berbahaya, kecuali jika terjadi dalam frekuensi yang tinggi atau disertai dengan gejala lain yang mengganggu, seperti kecemasan atau halusinasi.

Berikut ini penjelasan dejavu menurut Islam, yang disampaikan Gus Baha atau KH. Ahmad Bahauddin Nursalim.

Gus Baha mengatakan bahwasanya setiap orang pernah mengalami hal ini (dejavu), terkadang kalian pergi di suatu daerah, daerah mana saja. Terkadang seakan pernah melihat daerah tersebut.

“Padahal tidak pernah kesitu, semua orang mengalami. Jadi manusia pasti punya ingatan yang diluar kendalinya. Sepertinya pernah, padahal belum pernah,” imbunya dikutip dari salah satu video tausyiahnya.

Lebih lanjut Gus Baha mengatakan berapa kadarnya juga orang pernah bermimpi yang jadi kenyataan. Oleh karena itu untuk mengingat-ingat bahwa alam ruh itu bisa membaca alam gaib.

“Mimpi itu jadi kenyataan karena yang mengontrol adalah alam ruh. Alam ruh bisa menjadi tumbul, menjadi bodoh gara-gara terpenjara dengan batas (masjuunun bimukhiidhotin) dan terbatas dengan bentuk (wamakhshuurun fii haikaali daatihi),” jelasnya.

Tapi jika derajat atau maqomnya, menurut Gus Baha sudah tinggi sudah terlepas dari itu semua. Sebagaimna Rasulullah Saw bersabda dalam hadis qudsi: Jika aku mencintainya maka aku menjadi pendegarannya yang dia gunakan untuk mendengarkan dan pengelihatan yang dia gunakan untuk melihatnya.

فَبِي يَسْمَعُ وَبِي يُبْصِرُ وَبِي يَبْطِشُ وَبِي يَمْشِي

Artinya: “Dengan-Ku dia mendengar, dengan-Ku dia melihat, dengan-Ku dia memukul, dengan-Ku dia berjalan.”

“Orang yang sudah benar-benar beribadah, dekat dengan-Ku, Firman Allah: mata matanya dia adalah mata-Ku, tangannya juga tangan-Ku,” ujar ulama dari Rembang ini.

Lalu Gus Baha melanjutkan bisa kamu bayangkan, orang dinyatakan oleh Tuhan tangannya juga tangan-Ku, matanya juga mata-ku. Jadi, meski hidup di Mbedudakan tetap bisa melihat Makkah. Sebab Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengarkan.