BARISAN.CO – Pemerintah China memutuskan melarang mempertontonkan kerakusan di depan umum dan media sosial. Legislator telah mengajukan proposal larangan di akhir tahun lalu sebagai bagian dari kampanye Presiden Xi Junping dalam melawan limbah makanan di China serta seluruh dunia.
Video Mukbang juga telah dihapus dari situs media sosial di China. Di bawah UU yang baru, denda hingga 100.000 yuan China (atau sekitar US$15.000) bagi platform media maupun penerbit yang menyebarkan maupun menampilkan konten makan dalam jumlah besar, makan berlebihan, dan menyia-nyiakan makanan.
Selain itu, restoran dan katering yang mencoba memperomosikan atau menyesatkan konsumen untuk memesan makanan yang berlebih—dan menyebabkan pemborosan—dapat dikenakan denda hingga 10.000 yuan (US$1.550), dan pebisnis delivery order yang menyebabkan limbah makanan serius dalam proses produksi makanan membayar 50.000 yuan (US$7.760).
Video mukbang biasanya dibuat oleh YouTuber di seluruh dunia dengan menampilkan piring atau mangkuk besar berisi banyak makanan.
Menurut Vice, salah satu restoran di Changsa, provinsi Hunan, kini memasang timbangan di pintu masuk sehingga pengunjung dapat memperkirakan berapa banyak makanan yang dipesan untuk dimakan.
Menurut laporan Counter, beberapa kelompok advokasi telah memikirkan cara pendistribusian kembali dari 94% kelebihan makanan restoran yang selalu berakhir di tempat sampah.
Sebelumnya, PBB telah memperingatkan soal gangguan pasokan rantai makanan akibat pandemi. Hal itu membuat masyarakat di negara-negara miskin semakin rentan mengalami malnutrisi dan kelaparan. Pada 2019, World Food Program meluncurkan program “Stop the Waste” untuk mengurangi limbah serta mengingatkan bahwa sepertiga makanan di dunia berakhir di tempat sampah. []