“Jihad atau peperangan melawan hawa nafsu. Diangkat dari kisah peperangan Uhud, ketika Nabi Muhammad memberikan nasehat kepada pasukan muslim, agar jangan lengah dan perang yang paling besar (Akbar) adalah perang melawan hawa nafsu,” jelasnya.
Jaya Suprana mencotohkan salah satu tragedi kemanusiaan di Jakarta adalah ketika terjadi penggusuran terhadap warga Bukti Duri pada 28 September 2016.
“Di situ nampak bahwa bagi mereka yang miskin, maka pasti tidak bisa melawan. Berbeda ketika rencana penggusuran terjadi pada kaum yang berpunya. Di situlah sebetulnya ujian bagi Kemanusiaan kita. Termasuk ketika melakukan kebencian, penghinaan dan fitnah,” jelasnya.
Demokrasi, agama. hukum, ekonomi, politik tidak berada pada posisi yang salah. Yang salah adalah manusianya yang kehilangan Kemanusiaan. Sesungguhnya Kemanusiaan itu build in dalam Demokrasi dan Demokrasi build in dalam Kemanusiaan.
Jihad melawan nafsu bisa berbentuk peradaban yang luar biasa indah. Karena estetika itu juga hal yang tidak kalah penting. Jihad al nafs juga untuk membentuk peradaban, bukan hanya untuk membangun demokrasi.
“Dari segi happiness index, kesejahteraan jelas berkorelasi dengan kebahagiaan, dan memberi pengaruh terhadap kesejahteraan. Sisi Happiness index, Kemanusiaan lebih objektif karena menunjukkan arah capaian pada kebahagiaan yang lebih substantive,” pungkasnya. [Luk]