Biden dinyatakan positif Covid-19 pada Kamis (21/7/2022). Dia mengalami gejala ringan dan telah mengonsumsi Paxlovid
BARISAN.CO – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dikonfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (21/7/2022). Sekretaris pers Gedung Putih, Kareine Jean-Pierre menyampaikan, Biden mengalami gejala ringan dan telah mengonsumsi Paxlovid.
Paxlovid adalah obat untuk mencegah keparahan penyakit. Namun, mengutip Study Finds, setelah mengonsumsinya, gejala kembali pada beberapa pasien. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengeluarkan laporan kesehatan tentang Covid-19 rebound.
Juni lalu, Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS sekaligus Kepala Penasihat Medis untuk Presiden AS, salah satu pasien yang mengalami Covid-19 rebound setelah minum obat ini.
Covid rebound terjadi ketika seseorang yang terinfeksi virus Covid-19 pulih dan negatif, namun beberapa waktu kemudian, kembali positif.
Benarkah Paxlovid Penyebab Covid-19 Rebound?
Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas California San Diego menemukan, resistensi obat atau kekebalan Covid bukan penyebab kekambuhan. Sebaliknya, rebound kemungkinan hasil dari paparan Paxlovid yang tidak memadai. Maksudnya, obat tidak cukup mencapai sel yang terinfeksi untuk menghentikan replikasi virus.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memberikan otorisasi penggunaan darurat terhadap obat ini sejak Desember 2021. Setelah uji klinis, Paxlovid bisa mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 sebesar 89 persen. Pasien juga lebih mudah mengonsumsinya daripada obat lainnya seperti Remdesivir yang memerlukan suntikan intravena.
Paxlovid adalah obat buatan Pfizer untuk mengobati infeksi Covid-19 gejala ringan hingga sedang.
“Perhatian utama kami adalah virus mungkin mengembangkan resistensi terhadap Paxlovid, namun ternyata bukan itu masalahnya. Itu sangat melegakan,” kata Dr. Aaron Carlin, penulis pertama studi dan asisten profesor di UC San Diego School of Medicine.
Tim menambahkan, selain paparan obat yang tidak mencukupi, rebound kemungkinan terjadi karena metabolisme beberapa pasien lebih cepat atau perlu masa pengobatan lebih lama. Saat ini, pasien mengonsumsinya tiga pil dua kali sehari selama lima hari berturut-turut. Totalnya 30 pil selama masa pengobatan.
“Tujuan Paxlovid untuk mencegah penyakit parah dan kematian, dan sejau ini tidak ada orang yang perlu dirawat di rumah sakit. Kita hanya perlu memahami mengapa reboud terjadi pada beberapa pasien,” ungkap Dr. Davey Smith, penulis senior studi dan kepala Infectious Penyakit dan Kesehatan Masyarakat Global di UC San Diego School of Medicine.
Oleh karenanya, para peneliti menyarankan untuk dilakukan lebih banyak penelitian agar dapat membantu keperluan penyesuaian rencana perawatan. [rif]