BARISAN.CO – Pemerintah DKI Jakarta merombak jajaran petinggi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perusahaan Air Minum Daerah DKI Jakarta (PAM JAYA). Penggantian ini tertuang dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1494 Tahun 2021 tertanggal 15 Desember 2021.
Gubernur Anies Baswedan mengangkat Syamsul Bachri Yusuf menggantikan Priyatno Bambang Hernowo sebagai Direktur Utama. Dan Tedy Jiwantara Sitepu menggantikan Sutan Maizon Rusdy sebagai Direktur Umum.
Selain itu, ada nama Yanto yang ditetapkan sebagai Sekretaris Dewan Pengawas PAM Jaya menggantikan Agustino Darmawan.
Serah terima jabatan Direksi dan Sekretaris Bawas PAM JAYA dilakukan di kantor Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BPBUMD) Kamis (16/12/ 2021) pagi.
Saat dihubungi oleh tim Barisanco, Yanto merasa tertantang untuk mengaplikasikan hal-hal yang dia pelajari selama ini secara riil setelah ditunjuk menjadi Sekretaris Badan Pengawas PAM JAYA DKI Jakarta.
“Ada tantangan untuk turut menyelesaikan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah ditemui di kampus,” kata Yanto.
Dia menyampaikan langkah pertama yang akan ia ambil ialah dengan melibatkan diri secara aktif dalam rencana-rencana yang telah dibuat oleh manajemen. Selain itu, dia juga akan berdiskusi dengan badan pengawas lainnya untuk memperjelas rencana, metode, serta pembagian kerja.
Sepak Terjang Yanto
Yanto tercatat aktif sebagai dosen Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman. Ia berfokus meneliti pengelolaan sumber daya air serta pengendalian banjir.
Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Badan Pengawas PAM JAYA, pria ini pernah menjadi team leader riset kolaborasi Indonesia, AS, dan India.
Selama menjadi team leader, Yanto bersama timnya telah menganalisis karakteristik hujan di daerah aliran sungai (DAS) Serayu, Indonesia, serta DAS Khrisna, India dengan menggunakan analisis statistik tingkat tinggi dan machine learning.
Hasil risetnya juga telah dipresentasikan pada gelaran konferensi internasional European Geosciences Union (EGU) pada April 2019 di Vienna, Austria. EGU sendiri menjadi salah satu konferensi terbesar di dunia sekitar 15.000 orang berpartisi pada acara itu setiap tahunnya.
Selain Yanto, tim riset yang tergabung dari Indonesia adalah pakar hidrologi dari Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Ing Suroso dan Bambang Surya Putra yang menjabat sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB. Tim riset itu sendiri telah berakhir sejak September tahun ini.
Anak pertama dari dua bersaudara ini berasal dari keluarga yang tidak mampu. Lahir di pinggiran kota Blora, Jawa Tengah tak menyurutkan niatnya untuk bersekolah tinggi.
Di tahun 2003, Yanto menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kemudian, ia mengambil program beasiswa ke luar negeri untuk strata dua (S2) di Universitas Michigan, Amerika Serikat.
Begitu pun, untuk strata tiga (S3), Yanto menyelesaikan kuliahnya di Universitas Colorado, Amerika Serikat dengan program beasiswa dan lulus tahun 2016.
Usut punya usut, saat UMPTN, ia diterima di Teknik Mesin UGM. Akan tetapi, sewaktu tes kesehatan ternyata Yanto buta warna. Sehingga dia harus memilih jurusan lain antara Teknik Elektro atau Teknik Sipil. Dia pun memilih Teknik Sipil.
Sebab tidak adanya ketertarikan dengan Teknik Sipil, di awal-awal kuliah, dia merasa begitu tersiksa. Dalam benaknya saat itu, mengambil jurusan itu akan berakhir dengan karir sebagai kontraktor. Sedangkan, pada waktu itu, bagi Yanto, profesi itu amat lekat dengan suap dan korupsi.
Namun, lama-kelamaan, dia menemukan konsentrasi peminatan yang cocok untuknya yaitu bidang keairan. Di situlah, dia belajar ilmu hidrologi dan penerapannya. Salahsatunya dengan membangun bangunan air seperti embung, waduk, serta saluran irigasi. Selain itu, dia juga memperlajari tentang pengelolaan daya air.