Adakala, pengabulan doa itu berupa sesuatu yang sama sekali berbeda dengan yang kita ungkapkan, tetapi ternyata berwujud sesuatu yang jauh lebih baik dampaknya. Allah mengalihkan dari apa yang sangat kita inginkan menjadi sesuatu yang sama sekali tak terbersit, tapi berdampak sangat menguntungkan kita dan masyarakat.
Maka, tak bisa tidak mari kita perbaiki pemahaman dan sikap kita kepada-Nya. Dengan mengutip penjelasan Syekh Zarruq, niscaya kita hati-hati, bahwa pengabulan doa merupakan pilihan dan wewenang mutlak Allah baik isi maupun waktu. Karena, pertama, ia merupakan wujud cinta dan perhatian-Nya kepada hamba. Kedua, karena pengabulan doa lebih menunjukkan sisi ubudiyah hamba, dan lebih menampakkan kendali rububiyah-Nya.
Jadi, kiranya ada salah kaprah yang menjamur di tubuh umat, yang mendudukkan doa sama dengan sarana untuk sampai tujuan. Padahal, sebagaimana keterangan Syekh Zarruq, doa adalah ubudiyah. Hakikat doa adalah memperlihatkan kefakiran, kerendahan, dan rasa butuh hamba kepada Allah. Jika pengabulan doa sesuai harapan dan dalam kendali hamba, niscaya rasa fakir, hina, dan butuh itu pun lenyap dari sanubari seorang hamba.
Syahdan, doa adalah tujuan, bukan sarana. Bahwa seorang hamba setiap saat akan selalu butuh kepada junjungannya dalam berbagai urusan. Bahwa di antara tugas hamba adalah menunjukkan penghambaan kepada junjungan.