Scroll untuk baca artikel
religi

Doa dan Amalan Rabu Wekasan, Hari Rabu Terakhir di Bulan Safar

Avatar
×

Doa dan Amalan Rabu Wekasan, Hari Rabu Terakhir di Bulan Safar

Sebarkan artikel ini
rabu wekasan
Rabu Wekasan

Pada bulan hijriyah, khususnya di bulan Safar, terdapat satu hari yang dikenal dengan sebutan Rabu Wekasan.

BARISAN.CO – Rabu Wekasan atau dalam bahasa Jawa disebut Rebo Wekasan, adalah fenomena yang terjadi dimasyarakat karena faktor akulturasi budaya Jawa dengan Islam, yang mana terjadi pada hari rabu terkahir di bulan Safar.

Islam di wilayah Jawa memiliki karakter tersendiri dalam menyelenggarakan atau menyambut Rabu Wekasan.

Faktor yang melatar belakangi Rebu Wekasan merupakan pembingkaian adat dan tradisi dengan nilai-nilai Islam. Sebuah warisan budaya Jawa yang dipertahankan hingga sampai saat ini.

Rabu Wekasan dilatarbelakangi adanya pendapat Abdul Hamid Quds yang dituangkan dalam kitab Kanzun Najah wa-Surur fi Fadhail al-Azminah wa-Shuhur.

Menurut kitab tersebut, setiap tahun pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, Allah menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi.

Hari tersebut dianggap sebagai hari yang terberat sepanjang tahun. Maka barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat, di mana setiap rakaat setelah surat al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali, lalu surat al-Ikhlas 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; kemudian setelah salam membaca do’a, maka Allah dengan kemurahan-Nya akan menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.

Hal ini juga diperkuat dengan dikisahkan oleh al-Syeikh Muhammad bin Atwi al-Maliki al-Hasani, dalam kitabnya Abwab al-Faraj, Pasal pengobatan dengan ayat syifa (penyembuh).

Mengkisahkan al- lmam al-Syeikh Abu al-Qashim al-Qusyairi Rahimahullah memiliki anak dalam kondisi sakit keras sehingga hampir berputus asa melihat anaknya.

Dalam tidurnya ia mimpi bertemu dengan Nabi dan ia menyampaikan kondisi sakit anaknya, dan Nabi berkata; “apakah engkau tidak mengetahui ayat-ayat syifa di dalam al-Qur’an?”.

Kemudian al-lmam al-Syeikh Abu al-Qashim al-Qusyairi segera mencari ayat-ayat yang dimaksud Rasulullah tersebut.

Ditemukanlah enam ayat dalam al-Qur’an yang mengandung kata syifa, yaitu yang terdapat dalam surat at-Taubah (14), Yunus (57), surat al-Nahl (69), surat al-Isra (82), dan surat al-Syu’ara (80).

Kemudian beliau menulis ayat-ayat tersebut di atas kertas dan memasukkannya ke dalam air dan disuguhkan kepada anaknya untuk diminum sebagai penawar.

Maka kemudian sembuhlah anak tersebut dari penyakitnya.43Adapun ketujuh ayat yang disebut di dalam kitab Tajul Muluk terdapat dalam surat Yasin (58), surat ash-Shafat (79, 109, 120, 130), surat al-Zumar (73), dan surat al-Qadar (5).

Atas dasar pendapat dan kisah tersebut, sebagian masyarakat menyakini bahwa bulan Safar adalah adalah bulan sial sehingga harus mengadakan sebuah ritual untuk menolak bala bencana sebagaimana tradisi-tradisi selamatan lainnya yang diperingati untuk memperoleh keselamatan.

Amalan dan Doa Rabu Wekasan

Adapun amalan Rabu Wekasan, pada hari itu masyarakat banyak yang melaksanakan ritual shalat Rebo Wekasan, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukan wayang, mandi Safar di sungai.

Tidak ada bukti tertulis mengenai tradisi ini dan sejak kapan dilaksanakan dan siapa yang memulainya belum ada yang mengetahui.

Akan tetapi, tradisi ini seakan sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat dan seakan-akan jika tidak dilaksanakan, bencana dan malapetaka akan datang menimpa mereka.

Terkait Rebo Wekasan, ada banyak mitos dan keyakinan yang berkembang di masyarakat, menghubungkan hari itu dengan malapetaka dan bencana.

Sebagai upaya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat melakukan berbagai ritual keagamaan.

Ritual-ritual tersebut beragam, mulai dari shalat, dzikir, hingga doa. Selain itu, terdapat pula amalan lain seperti membaca ayat-ayat Al-Quran yang dikenal sebagai ayat selamat.