Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Dunia Hanyalah Permainan dan Senda Gurau Belaka

Redaksi
×

Dunia Hanyalah Permainan dan Senda Gurau Belaka

Sebarkan artikel ini

Lebih dari itu, dunia ini juga termasuk ruang bagi hawa nafsu dan segala keinginannya. Hal ini bisa dibuktikan sendiri oleh manusia.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Ali-Imran ayat 14:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Artinya: “Telah dihiaskan bagi manusia mencintai syahwat terhadap wanita, anak-anak, banyak-banyak mengumpulkan emas dan perak, kuda yang tangkas, binatang ternak dan sawah ladang, itulah kemewahan hidup di dunia dan disisi Alah lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali-Imran: 14)

Semua yang disebut dalam firman Allah diatas tadi adalah merupakan perkara-perkara yang dituntut oleh hawa nafsu untuk dikecap kelezatannya. Sesudah itu akan jinak nafsu itu dari mengingat akhirat dan ancamannya.

Sebab apabila seorang hamba itu sudah mau meninggalkan apa yang diingini oleh hawa nafsu. Maka sesungguhnya ia  telah mau meninggalkan dunia.

Di kala itulah orang tersebut bisa dikatakan sebagai seorang zahid. Sebagian ahli tasawuf berkata:

orang yang berzuhud di dunia ialah orang yang mencintai akhirat, seolah-olah ia bisa melihat situasi dan keadaan akhirat dihadapan matanya. Seolah-olah ia bisa melihat siksa dan pahala. Lantaran itu ia akan menyingkirkan dirinyadari dunia.”

Zuhud di dunia ini sangatlah rumit, teliti dan tidak dapat dibandingkan. Oleh sebab itu, setiap hamba yang ingin hidup zuhud hendaklah meningkatkan pengetahuannya tentang dzat Allah Swt. Dan seterusnya ia akan menyingkirkan hatinya dari kecintaan terhadap dunia.

Bila sudah bisa melakukan hal itu barulah dapat dikatakan sebagai orang yang mengenal zuhud. Sebaliknya barang siapa yang selalu menurut terhadap hawa nafsu dan tidak mampu menahan segala kemauannya.

Maka orang itu belum bisa dikatakan telah meninggalkan kesenangan dunia dan menunjukkan perhatiannya kepada kehidupan negeri akhirat.