Scroll untuk baca artikel
Terkini

Ekonom Bongkar Keistimewaan Anies Baswedan

Redaksi
×

Ekonom Bongkar Keistimewaan Anies Baswedan

Sebarkan artikel ini

Pernah menjadi tim transisi 2014 dan 2017, Awalil Rizky ungkap perbedaan dan keistimewaan Anies Baswedan dari pemimpin lain.

BARISAN.CO – Ekonom Awalil Rizky pada tahun 2014 dan 2017 pernah menjadi tim transisi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Meski demikian, dia menuturkan, ada perbedaan di antara pemimpin sebelumnya.

“Tim transisi 2017 itu benar-benar disuruh mikir, komunikasi dengan birokrasi. Padahal, ini belum pelantikan, tapi sudah ada komunikasi dengan kepala dinas, BUMD, kepada berbagai jajaran tentang ide besarnya mas Anies,” kata Awalil pada acara Diksusi Publik Refleksi 5 Tahun Kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta pada Jumat (23/9/2022).

Menurutnya, dibangunnya konstruksi tersebut untuk melihat kebijakan dan program yang bisa diprioritaskan, percepat, dan sesuai urutan.

“Sehingga ketika dilantik running langsung. Tidak lagi dikumpulin semua, semua sudah tahu dan itu sudah jalan. Maka, perjalanan yang dilakukan Anies itu ada dasar teknokratisnya,” lanjutnya.

Awalil menambahkan, hal lain yang menjadi bahan kritikan dari pihak lain adalah Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) seolah-olah hanya buang uang dan atau untuk menampung para relawan.

“Silakan, Anda cek, TGUPP itu mayoritas bukan relawan, tapi orang yang memiliki expert, kepakaran. Ada satu lagi yang tidak dipahami, anggotanya rata-rata berusia muda, ini yang jarang diketahui orang-orang,” tambahnya.

Awalil menyebut, seharusnya masyarakat menilai, dari perspektif anggaran yang dikeluarkan untuk TGUPP dengan efektivitas dan efisiensi kerjanya.

“Dari hari ke hari terjalin komunikasi antara aparat jajaran birokrasi dengan TGUPP. Birokrasi level satu susah ketemu Pak Gubernur, jadi melewati mereka ini bisa dilancarkan,” tuturnya.

Awalil menegaskan, akibatnya, berbagai kebijakan Anies sangat kelihatan, tidak sekadar responsif.

“Responsif ada kalau darurat, tapi semua dilakukan dengan relatif terukur. Sebagai ekonom, tentu saya ingin mengatakan bahwa mas Anies ini manusia, bukan malaikat atau dewa, tetapi kalau manusia berarti manusia yang istimewa dan salah satu keistimewaannya dia mau mendengar ide, mengumpulkan ide, kemudian, menjalankannya,” tegasnya.

Awalil juga menyampaikan, Anies adalah seorang pendengar dan penyimpul yang baik dan menyatu dengan ide-ide besarnya.

Melihat tantangan global saat ini, Awalil berpendapat, salah satu masalah besar kepemimpinan nasional ialah tidak memiliki narasi, ide besar yang teknokratis. Dengan demikian, Anies dianggap bisa menjadi jawaban atas masalah tersebut.

Dia berpesan kepada para relawan agar tidak tergoda dengan pertengkaran di medsos yang menggunakan bahasa binatang dan juga menjelek-menjelekkan.