Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Ekonom Jelaskan Hubungan Indonesia dengan IMF Serta Bantah Klaim Megawati

Redaksi
×

Ekonom Jelaskan Hubungan Indonesia dengan IMF Serta Bantah Klaim Megawati

Sebarkan artikel ini

Ekonom, Awalil Rizky mengatakan, dalam kondisi normal, hubungan Indonesia dengan IMF ibarat anggota koperasi.

BARISAN.CO – Ekonom, Awalil Rizky mengatakan, dalam kondisi normal, bukan seperti 98, hubungan Indonesia dengan IMF (International Monetary Fund) ibarat anggota koperasi. Itu disampaikan pada sesi tanya jawab Ulasan #27, “Membaca Postur RAPBN 2023”.

“Anggotanya punya simpanan pokok dan simpanan sukarela. Saham kita besar dan itu ditentukan,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, Indonesia memiliki kewajiban simpan dana di IMF sekitar US$2 miliar.

“Jadi kita punya duit di sana. Belum tentu punya utang,” kata Awalil.

Awalil mengungkapkan, kurang lebih 1,5 tahun lalu, IMF tiba-tiba ‘memaksa mengutangi’ semua negara anggotanya.

“Dikasih devisa, kita dapat bagian hampir US$7 miliar. Tercatat sebagai utang, tetapi utang Bank Indonesia bukan utang pemerintah,” jelasnya.

Awalil menyampaikan, utang itu tidak digunakan sama sekali.

“Status punya utang, tapi punya duit. Itu manfaat jadi anggota IMF kalau negara kesulitan boleh pinjam,” lanjutnya.

Selama krisis ekonomi, Indonesia berutang kepada IMF. Mengutip Katadata, selama krisis, IMF menyetujui pinjaman sebesar 17,36 miliar Special Drawing Rights (SDR) atau setara US$23,53 miliar. Akan tetapi, yang dicairkan hanya 1,1 miliar SDR atau sekitar US$14,99 miliar.

Pada 5 november 1997, IMF sepakat pinjaman bentuk standby arrangements (SBA) senilai 8,34 miliar SDR dan yang dicairkan hanya 3,67 SDR. Kemudian, Agustus 1998, IMF menyetujui pinjaman dalam bentuk extended fund facility (eff) sejumlah 5,38 miliar SDR sedangkan yang dicairkan hanya 3,8 miliar SDR.

Selanjutnya, tahun 2000, pinjaman kembali disetujui senilai 3,64 miliar SDR. Barulah kali ini, 3,64 miliar SDR itu dicairkan semua. Pinjaman itu dicairkan secara bertahap mulai tahun 1997 hingga 2003.

Awalil menegaskan, selama periode 1998-2000, tidak semua utang yang disetujui itu digunakan.

“Tidak dipakai kok kita mau? itu penting karena kita punya banyak kewajiban, salahsatunya untuk menguatkan nilai rupiah terhadap dollar,” jelasnya.

Beberapa waktu yang lalu, mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri mengklaim, utang Indonesia kepada IMF dilunasi saat pemerintahannya. Hal itu disampaikan, dalam rangkaian siaran HUT ke-77 Republik Indoensia di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu (17/8/2022).

Dalam kesempatan itu, Awalil membantah klaim tersebut, menurutnya, utang 1998-2000 dilunasi tahun 2006 di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. [rif]