Data memperlihatkan, semester satu 2022 modal yang keluar mencapai $3.611 juta. Rinciannya, modal asing yang keluar mencapai $1.061 juta dan modal dalam negeri $2.550 juta.
BARISAN.CO – Ekonom senior Awalil Rizky menyatakan dari pengalaman sebelumnya, Pemilu mendorong duit masuk ke dalam negeri. Bagaimana dengan Pemilu 2024?
“Pemilu itu cenderung mendorong duit masuk. Siapapun calonnya. Tapi itu dulu,” kata Awalil dalam diskusi mimbar virtual bertajuk Bersiap Menghadapi Resesi, Rabu (26/10/2022).
Apakah menjelang Pemilu 2024 juga akan kembali mengulang Pemilu 2004, 2009, 2014 dan 2019? “Ini menarik sebenarnya. Lalu apakah di 2023 dan 2024 ada pola terhadap tahun-tahun sebelumnya dalam pola arus modal. Itu memerlukan kajian tersendiri tapi saya tidak mau menyentuh isu sensitifnya,” ujar Awalil.
“Tapi menurut saya ini ada pola yang unik yang bisa melihat faktor country risk, risiko negara itu tinggi atau tidak,” kata Awalil.
Artinya, sambung Awalil, bila risiko tinggi menjelang Pemilu maka modal asing atau dalam negeri keluar atau minimal berjaga-jaga untuk keluar.
Data memperlihatkan, semester satu 2022 modal yang keluar mencapai $3.611 juta. Rinciannya, modal asing yang keluar mencapai $1.061 juta dan modal dalam negeri $2.550 juta.
“Ini sudah capital outflow namanya, tapi masih kecil. Kalau besar namanya sudden revers, capital outflow yang mendadak,” katanya. “Kalau sekarang rupiah melemah masih dalam mekanisme pasar,” imbuhnya.
Awalil menerangkan menjelang Pemilu 2014 investasi asing banyak masuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Begitu juga menjelang tahun 2019.
“Misalnya pada 2019 duit yang masuk cukup banyak kendati tidak menyusul tahun 2017 tapi mereka tidak pergilah. Ini artinya ada ekspektasi Pemilu 2019, it’s oke. Selain oke mungkin mereka juga ikutan bantu-bantu ke satu pihak atau dua pihak, kita nggak tahu,” ujarnya.
Dari data tersebut, menurut Awalil, memperlihatkan bahwa investasi atau modal asing itu cenderung masuk lebih besar menjelang Pemilu.
“Modal milik asing yang berbentuk forto folio itu cenderung masuk lebih besar dibanding biasanya. Artinya dia punya ekspektasi keadaan aman,” katanya.
Bagaimana dengan Pemilu 2024? Bila melihat kondisi di media sosial dan sejumlah isu sensitif yang begitu kuat pertentanganya, Awalil sangat mengkhawatirkan modal asing yang masuk ke dalam negeri tersendat.
“Mulai dari isu tiga periode, isu perpanjangan masa jabatan presiden terus ada isu IKN (ibu kota negara) yang kalau ganti presiden tidak akan dilanjutkan. Itu kan variabel-variabel yang rawan buat para pemilik modal,” ujarnya.
“Jadi ini bahaya. Sejauh ini mereka wait and see. Tidak masuk banget tetapi tidak keluar jauh-jauh,” katanya.
Jika politik Indonesia cukup stabil dan jika Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan cukup pruden, Awalil optimistis Indonesia tidak terlalu terimbas resesi yang parah dan arus modal menjelang Pemilu juga masuk ke dalam negeri.